Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Indonesia Gagal Juara di Japan Open 2022, Rionny Mainaky: Pekerjaan Rumah yang Berat

Indonesia gagal meraih gelar juara di Japan Open 2022. Torehan terbaik hanya babak perempat final, yang dicapai lima wakil. Simak evaluasi PBSI.

5 September 2022 | 05.02 WIB

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky. Humas PBSI
Perbesar
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky. Humas PBSI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen bulu tangkis Japan Open 2022 telah berakhir. Dalam kejuaraan yang berlangsung di Osaka, Jepang, 30 Agustus hingga 4 September tersebut, Indonesia gagal meraih gelar juara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tim merah putih menurunkan 13 wakil pada turnamen BWF World Tour 750 tersebut. Langkah terbaik wakil Indonesia di Japan Open 2022 hanya sampai perempat final.

Sebenarnya ada lima wakil yang lolos ke babak tersebut. mereka adalah Chico Aura Dwi Wardoyo (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra) dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti serta Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi (ganda putri). Namun, semuanya kandas di hari yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, menilai, hasil yang didapat di Japan Open tersebut tidak sesuai harapan. 

"Tapi saya melihat anak-anak sudah maksimal terutama yang bertanding di perempat final. Hampir semua mereka kalah dengan tidak mudah. Mereka berjuang mati-matian dengan lawan yang memang satu level dengan mereka," kata Rionny dalam rilis PBSI, Ahad, 4 September 2022. 

Menurut Rionny hasil ini dari turnamen tersebut menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi dirinya dan tim pelatih. Rionny menilai, adaptasi merupakan catatan terpenting dirinya untuk para atlet. Salah satunya adalah soal shuttlecock. 

"Evaluasi terpenting dari saya adalah bagaimana penyesuian kita dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," ujar Rionny menambahkan. 

"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura beberapa waktu lalu, di mana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kurang kencang," katanya. 

Rionny mengatakan, jika hal tersebut sebenarnya sudah diantisipasi saat persiapan di Jakarta. Oleh karena itu, ia pun berharap ke depan persiapan akan lebih baik lagi.

Rionny membantah, jika anak asuhnya kehilangan fokus dan motivasi usai semua tertuju di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022 beberapa waktu lalu. 

"Saya rasa tidak (fokus anak-anak turun) karena kembali lagi mereka tetap bisa berjuang habis-habisan di lapangan setiap pertandingan. Kita semua bisa lihat itu," ujar dia. 

Rionny berharap hasil di Japan Open tidak membuat atlet dan para pelatih menurun.  Hasil tersebut seharusnya dijadikan motivasi untuk lebih baik lagi. 

"Saya harap hasil ini tidak membuat anak-anak dan tim pelatih down. Sebaliknya harus menjadi motivasi untuk lebih baik lagi karena masih banyak turnamen-turnamen di depan. Apalagi tahun depan kita bersiap menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris 2024," ujar dia menambahkan. 

"Sebenarnya sudah kami antisipasi dengan menyiapkan dari Jakarta. Sudah mencoba memakai shuttlecock pertandingan misalnya, tapi memang belum cukup. Ke depan harus kita siapkan lebih matang lagi, bagaimana medan pertandingan yang dihadapi," kata Rionny. 

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Ketika Rudy Hartono Memenangi Eksibisi Bulu Tangkis di Olimpiade

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus