Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bangkalan - Jawa Timur menargetkan berada di urutan kedua perolehan medali dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX, yang akan berlangsung di Jawa Barat pada tahun ini. "Bisa posisi satu atau dua," kata Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia Jawa Timur M. Nabil di Bangkalan, Rabu, 23 Maret 2016.
Untuk mencapai target itu, kata Nabil, KONI Jawa Timur menerapkan program olahraga berbasis ilmu pengetahuan. Tiga profesor dari Universitas Airlangga dan Universitas Negeri Surabaya direkrut khusus untuk memantau kesehatan para atlet. "Fisik dan kesehatan atlet khusus ditangani profesor dari Unesa dan masalah psikologi ditangani profesor dari Unair," ujarnya.
Perekrutan para profesor itu, kata Nabil, bertujuan agar kondisi setiap atlet benar-benar tergambar berdasarkan basis data akademik sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Dia mengklaim, di Indonesia, baru Jawa Timur yang pertama kali menerapkan olahraga berbasis ilmu pengetahuan. "Kami tidak mau menyiapkan atlet ala kadarnya," tuturnya.
Meski belum terbukti di arena, Nabil mengatakan pelibatan tenaga ahli pendidikan dalam menyiapkan para atlet akan diterapkan di sejumlah kabupaten dan kota. Minimal, kata dia, pola hidup, pola makan, dan asupan gizi para atlet di daerah harus berbasis ilmu pengetahuan. "Kendalanya memang di anggaran karena olahraga berbasis ilmu pengetahuan itu tidak murah."
Wakil Bupati Bangkalan Mondir Rofi'i meminta KONI Bangkalan mencontoh KONI Gresik. Sebab, meski dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terbatas, Gresik mampu menjadi juara umum Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur dengan mengalahkan Surabaya, yang jadi langganan juara. "KONI Gresik bisa memanfaatkan perusahaan swasta untuk mendukung para atletnya," ucapnya.
MUSTHOFA BISRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini