Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja penyandang disabilitas cerebral palsy di Cina meninggal setelah ayahnya masuk karantina karena diduga terinfeksi virus corona. Yan Cheng, 16 tahun, warga kota Hujia, Provinsi Hubei, Cina ditemukan tewas di rumahnya sendiri sekitar tiga pekan setelah ayahnya dikarantina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Anak saya sudah dua minggu tinggal sendiri di rumah, tanpa makanan dan minuman. Dan dia adalah seorang penyandang disabilitas," kata ayah Yan Cheng melalui aplikasi media sosial Weebo, seperti dikutip BBC, 3 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ayah Yan Cheng berinisiatif meminta tolong di media sosial karena anaknya ditinggal sendiri di rumah tanpa dibekali makanan dan minuman. Permintaan tolong ayah Yan Cheng ini segera disikapi warganet di Kota Hujia.
Namun pertolongan masyarakat itu datang terlambat. Tubuh Yan Cheng ditemukan sudah tak bernyawa di dalam rumahnya sendiri. Akibat kejadian tersebut, dua petugas otoritas dinas sosial Hujia diberhentikan. Kasus Yan Cheng sempat menjadi trending topic di beberapa media sosial, baik di Cina maupun dunia.
Yan Cheng diketahui mengalami Celebral Palsy sejak balita. Kemampuan gerak dan koordinasi tubuhnya terbatas. Kondisi berat yang dialami penyandang disabilitas Cerebral Palsy adalah kejang, lemah otot di beberapa organ, terkadang disertai dengan keterbatasan penglihatan atau pendengaran.