Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Arsul Sani menyatakan pembahasan dan komunikasi dengan sejumlah partai politik (parpol) lain mengenai koalisi menjelang Pemilu 2024 hingga kini masih terus berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, koalisi parpol saat ini masih bersifat dinamis. Sebagaimana diketahui, PPP saat ini tercatat sebagai salah satu parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun belakangan PPP juga rajin menyambangi partai lain untuk penjajakan koalisi. Arsul mencontohkan komunikasi yang dibangun Ketua Majelis Pertimbangan Partai Muhammad Romahurmuziy atau Rommy dengan PDIP.
Rommy dalam unggahan di akun media sosialnya menyebut dia bertemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Saya kira teman-teman media juga sudah tahu kemarin misalnya Mas Hasto sudah bertemu dengan Mas Romy. Di sisi lain juga komunikasi kami, PPP sebagai bagian dari KIB juga berjalan terus, dengan Partai Golkar dan PAN," ujar Arsul.
Namun, untuk langkah ke depannya Asrul mengatakan, PPP masih akan melihat perkembangan kondisi terlebih dulu.
"Kita lihatlah perkembangan kita di hari-hari mendatang mengerucutnya seperti apa. Kalau kita bicara koalisi parpol, semuanya itu masih terbuka untuk berubah. Koalisi ini masih dinamis. Artinya, dalam satu koalisi bisa saja nanti bertambah atau bisa juga berkurang," ucap Arsul.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika terkait koalisi, PPP akan memiliki beberapa pertimbangan sebelum akhirnya mengambil keputusan bersanding dengan parpol-parpol lain. Terutama karena partai itu melandaskan pada prinsip kontinyuitas atau keberlanjutan pembangunan.
"Kalau kita berbicara koalisi maka kita akan bicara platform ke depan. Bagaimana Indonesia ini pasca-2024 atau periode 2024-2029 nanti akan dibawa ke mana? Yang jelas harus ada kontinuitas pembangunan agar kemudian apa yang sudah dikerjakan selama 10 tahun ini, baik pembangunan fisik maupun nonfisik tidak terputus begitu saja," katanya.
Arsul menyebut dalam proses komunikasi yang berjalan, apa yang menjadi prinsip PPP itu harus dicari kesesuaian dulu dengan parpol lain.
"Artinya kalau dengan partai sesuai dengan prinsip dasar itu maka kemungkinan untuk berkoalisi menjadi terbuka lebar," ujar dia.
Saat ditanya kemungkinan parpol yang cocok dengan prinsip PPP itu, Arsul menyatakan semua parpol memiliki kemungkinan kecocokan dengan PPP.
"Ya dengan PDIP ya cocok, dengan Golkar ya cocok, dengan Gerindra ya cocok dengan PAN ya cocok, dengan PKB cocok. Insya Allah kalau dengan partai partai terutama yang ada dalam koalisi pemerintahan pak Jokowi-Ma'ruf karena kita sudah bekerja bersama-sama, Insya Allah ya cocok lah," katanya.