Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Babinsa: Warisan Orde Lama yang Menjadi Alat Politik Orde Baru

Babinsa sejatinya merupakan satuan militer rintisan Orde Lama. Namun, Babinsa kemudian digunakan sebagai alat politik Orde Baru.

24 November 2021 | 15.05 WIB

Badan Pembina Desa (Babinsa). TEMPO/Nirfan Rifki
Perbesar
Badan Pembina Desa (Babinsa). TEMPO/Nirfan Rifki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, berencana mengembalikan fungsi Bintara Bina Desa (Babinsa) seperti Era Orde Baru. Hal tersebut bertujuan untuk menangkal gerakan-gerakan ekstremis-radikal yang mungkin muncul di level akar rumput.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Babinsa nantinya mampu mengumpulkan informasi mengenai gerak-gerik kelompok ekstremis-radikal dan menginisiasi tindakan berupa laporan, serta koordinasi dengan kepolisian di daerah binaannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Babinsa merupakan satuan militer yang erat kaitannya dengan Orde Baru. Dilansir dari repository.ugm.ac.id, Babinsa merupakan satuan militer terkecil yang bergerak di level desa. Selama Orde Baru, Babinsa dikenal sebagai instrumen pendisiplinan warga negara yang berada di desa.

Pendisiplinan tersebut tidak lain bertujuan untuk menjaga keutuhan negara pada waktu itu dengan berbagai tindakan, seperti mengawasi kelompok subversif, memastikan para penduduk desa memilih Partai Golkar di Pemilu, dan berbagai tindakan lain. 

Meskipun dikenal sebagai satuan militer yang erat dengan Orde Baru, Babinsa nyatanya sudah ada sejak Era Orde Lama. Catatan Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam "Laporan Umum Pilot-Survey Pusaka Djiwa: Tentang Faktor-Faktor jang Mengandung Potensi Gerakan Kerukunan dalam Masjarakat di Kota Sukabumi" menyebutkan bahwa Babinsa sudah ada di beberapa Desa Indonesia setelah 1963.

Ulf Sundhaussen dalam Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI mencatat setidaknya ada 3.473 tentara yang beroperasi di level desa pada 1964. Pada waktu itu, tentara-tentara yang beroperasi di level desa disebut sebagai Bintara Pembina. 

Lebih lanjut, sebagaimana dijelaskan oleh Sundhaussen, tentara yang tergabung dalam Bintara Pembina kembali hadir di Era Orde Baru dan berubah menjadi Babinsa. Secara struktural, Babinsa di Era Orde Baru memiliki posisi yang pasti.

Babinsa di Era Orde Baru secara berturut-turut berada di bawah Komando Daerah Militer (Kodam), Komando Resort Militer (Korem), Komando Distrik Militer (Kodim), dan Komando Rayon Militer (Koramil). Babinsa memegang berbagai peran penting di Era Orde Baru. 

Dalam buku Buku Siliwangi Dari Masa ke Masa, Babinsa digambarkan sebagai negara bayangan yang mengawasi gerak-gerik kelompok subversif di level desa. Secara spesifik, Babinsa mengawasi potensi bangkitnya elemen Partai Komunis Indonesia (PKI) yang umumnya bergerak dengan menggaet para petani dan buruh di desa.

Berbagai surat kabar dan arsip juga menyebutkan bahwa Babinsa memegang peranan penting dalam memenangkan Partai Golkar di setiap penyelenggaraan Pemilu. 

BANGKIT ADHI WIGUNA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus