Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan bahwa Badan Intelijen Negara mengirim sejumlah personel ke Brunei Darussalam. Perwakilan BIN itu ditugaskan untuk mengusut penangkapan tiga warga Indonesia di Bandar Udara Internasional Seri Begawan, Sabtu pekan lalu. Ketiganya ditangkap atas tuduhan kepemilikan bahan peledak dan amunisi.
"BIN akan mencari tahu motif mereka membawa benda-benda tersebut," kata Tedjo kepada wartawan di kantornya, Kamis, 7 Mei 2015.
Menurut Tedjo, ketiga warga Indonesia itu tak terlibat dalam jaringan terorisme. Musababnya, BIN menyatakan bahwa ketiga orang itu tak memiliki rekam jejak kegiatan jaringan radikal.
"Petugas juga tak menemukan simbol ISIS atau gerakan radikal lain dari mereka," kata Tedjo.
Meski begitu, BIN akan berkoordinasi dengan pemerintah Kerajaan Brunei dalam menyelesaikan masalah tersebut hingga tuntas. "Kami berterima kasih kepada pemerintah Brunei yang sangat terbuka," kata Tedjo.
Tiga warga Indonesia bernama Rustawi, Pantes Sastro, dan Bibit Hariyanto, ditangkap saat transit di Brunei setelah terbang dengan pesawat Royal Brunei dari Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo, Sabtu pagi. Mereka bermaksud menunaikan umrah dengan menggunakan jasa biro Al-Aqsa yang berkantor di Kota Malang. Mereka transit untuk berganti pesawat yang akan menerbangkan mereka ke Jeddah, Arab Saudi.
Dalam pemeriksaan, petugas keamanan pelabuhan udara Brunei menemukan benda menyerupai bahan peledak di dalam koper yang dibawa Pantes Sastro. Setelah semua barang bawaan mereka diperiksa, petugas pun menemukan bahan sejenis plus empat butir peluru, pisau lipat, dan gunting.
INDRA WIJAYA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini