Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sempat terjadi gempa susulan di Nusa Tenggara Timur. Peristiwa gempa susulan tersebut terjadi pasca adanya gempa bumi yang terjadi pada Selasa, 14 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan BMKG sempat mencatat beberapa kali terjadi kejadian gempa bumi susulan. Berdasarkan pemantauan mereka per tanggal 15 Desember 2021 pukul 10.00 WIB, setidaknya ada 308 kejadian aftershock.
“Skala gempa yang paling besar tercatat mencapai 6,8 skala richter dan paling kecil 2,9 skala richter,” kata Daryono saat dihubungi pada Rabu, 15 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, NTT masih memberlakukan status waspada rawan tsunami. Pemberlakuan status dilakukan menyusul gempa magnitudo 7,4 pada selasa kemarin. Kendati demikian, Daryono mengatakan BMKG telah mengakhiri peringatan dini dari potensi terjadinya tsunami. “Untuk tsunami, saat ini sudah aman,” kata dia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat gempa bumi yang terjadi pada hari selasa kemarin itu menyebabkan sejumlah kerusakan. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, mengatakan saat ini BNPB belum menemukan adanya korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun, berdasarkan laporan, gempa tersebut menyebabkan korban luka sebanyak 7 orang yang mana 6 orang merupakan warga Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan dan 1 orang sisanya merupakan warga Kabupaten Manggarai, NTT.
“Kami juga mencatat ratusan bangunan rusak dan ribuan warga di NTT dan Sulawesi terpaksa mengungsi,” kata Muhari.
Saat ini BPBD di beberapa daerah terdampak seperti NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara masih melakukan pendataan lapangan secara intensif. Muhari juga menegaskan pihaknya masih terus berupaya mencari korban lain pada peristiwa gempa tersebut.
“BNPB masih terus berkoordinasi dengan BPBD guna mendapatkan informasi dan data untuk penanganan darurat pasca gempa,” kata peneliti yang merupakan lulusan Universitas Tohokudai, Jepang tersebut.
MIRZA BAGASKARA
Baca: Badan Geologi: Sumber Gempa NTT Sesar Mendatar Belum Teridentifikasi Sebelumnya