Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

BNPB Catat Jumlah Bencana Semester I 2020 Capai 1.549 Kejadian

Jumlah bencana yang terjadi sepanjang semester I 2020 menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

1 Juli 2020 | 00.37 WIB

Kondisi Gunung Merapi yang tengah erupsi pada Ahad, 21 Juni 2020. Foto yang diunggah Twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ini menunjukkan letusan Gunung Merapi dengan tinggi kolom mencapai 6.000 meter. twitter.com/BPPTKG
Perbesar
Kondisi Gunung Merapi yang tengah erupsi pada Ahad, 21 Juni 2020. Foto yang diunggah Twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ini menunjukkan letusan Gunung Merapi dengan tinggi kolom mencapai 6.000 meter. twitter.com/BPPTKG

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 1.549 kejadian bencana alam terjadi sejak awal 2020 hingga akhir Juni. Dari total kejadian, bencana hidrometeorologi masih dominan terjadi sepanjang enam bulan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jumlah ini lebih rendah dibandingkan 2019 yang mencapai 2.229 kali. "Ini berarti mengalami penurunan kejadian sekitar 30,5 persen," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilihat dari parameter lain seperti jumlah korban meninggal dan hilang, luka-luka, menderita dan mengungsi, serta rumah rusak, Raditya mengatakan juga mengalami tren penurunan. Tercatat korban meninggal dan hilang hingga Juni 2020 adalah 206 jiwa. Adapun pada periode yang sama pada 2019 mencapai 479 jiwa. Persentase penurunan jumlah korban meninggal dan hilang hingga 57 persen.

Raditya mengatakan dari total 1.549 kali bencana, BNPB mencatat lebih dari 99 persen merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Adapun rinciannya adalah banjir (620 kejadian), puting beliung (425), tanah longsor (330), kebakaran hutan dan lahan (139), gelombang pasang atau abrasi (21), gempa bumi (10), erupsi gunung api (3) dan kekeringan (1).

"Dilihat dari sebaran kejadian bencana, lima wilayah administrasi dengan kejadian bencana tertinggi yaitu Provinsi Jawa Tengah (332 kejadian), Jawa Barat (290), Jawa Timur (205), Aceh (151) dan Sulawesi Selatan (86)," kata Raditya.

Kejadian tersebut mengakibatkan korban meninggal 198 jiwa, hilang (8), luka-luka (273) dan mengungsi (2,3 juta). Sedangkan dampak material bencana alam mengakibatkan kerusakan rumah 21.496 unit, peribadatan 430 unit, pendidikan 382 unit, kesehatan 67 unit.

Raditya mengatakan tingginya jumlah kejadian bencana alam di tanah air menuntut kewaspadaan dan kesiapsiagaan semua pihak. Hingga akhir bulan ini, ia menyebut, kejadian banjir masih terjadi di beberapa wilayah seperti di wilayah Sulawesi dan Kalimantan. "Di sisi lain, BNPB mengimbau semua pihak untuk melakukan upaya kesiapsiagaan dan pencegahan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan," kata dia.

EGI ADYATAMA

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus