Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean mengatakan video dan tanda pagar Sandiwara Uno atau #SandiwaraUno merupakan pembunuhan karakter. Tagar yang beredar di media sosial Twitter itu di antaranya dicuitkan oleh politikus Partai Solidaritas Indonesia Guntur Romli dan selebtwit Permadi Arya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Video itu fitnah dan bentuk pembunuhan karakter yang kotor dari pendukung Jokowi," kata Ferdinand kepada Tempo, Selasa, 29 Januari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Guntur Romli mengunggah sebuah foto pertemuan Sandiaga dengan warga korban banjir di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam foto itu, tampak seorang pria yang bertelanjang dada dan berlumur lumpur di dada, perut, dan tangannya. Namun, punggung pria itu terlihat bersih dari lumpur.
"Ini #SandiwaraUno sekuel yang mana? Itu kok lumpur cuma di badan depan, di belakang kok bersih, maksudnya apa? Sandiwaranya rada cerdas dong @sandiuno." Guntur Romli mencuit melalui akun @GunRomli, Ahad, 27 Januari 2019.
Permadi Arya melalui akunnya, @permadiaktivis mengunggah video dan lagu parodi yang juga diberinya judul Sandiwara Uno. Video itu berisi kompilasi pertemuan Sandi dengan warga di berbagai daerah yang menurut dia mengandung unsur sandiwara.
Pertama ialah pertemuan Sandiaga dengan pria korban banjir di Makassar seperti yang dicuitkan Guntur Romli. Berikutnya, kunjungan Sandiaga ke sebuah pasar di Medan, Sumatera Utara. Ketika itu, Sandiaga disambut oleh poster yang terpampang di warung beberapa pedagang pasar. Poster itu bertuliskan, "#Pak Sandiaga sejak kecil kami sudah bersahabat, jangan pisahkan kami gara-gara pilpres, pulanglah!"
Saat Sandiaga hampir tiba di warung itu, seseorang tiba-tiba hendak menurunkan poster itu. Namun, satu tim Sandiaga meminta agar poster itu dibiarkan terpasang. Menurut Permadi dalam video itu, poster itu sengaja dipasang untuk properti shooting.
Berikutnya, Permadi membahas video viral tentang seorang perempuan ingin berswafoto dengan Sandiaga. Perempuan itu sampai menangis, sedangkan Sandiaga sudah berada di mobilnya yang akan meninggalkan lokasi. Akhirnya, Sandiaga mengambil telepon seluler milik perempuan itu melalui jendela mobil yang terbuka dan berfoto bersama.
Setelah ditelusuri jejak digitalnya, perempuan itu diketahui pernah ada dalam forum lain bersama Sandiaga. Dia diketahui pernah berswafoto, sedangkan Sandiaga duduk beberapa meter di belakangnya bersama sekelompok pendukung Prabowo - Sandiaga.
Jejak digital lain menunjukkan perempuan itu pernah berfoto mengenakan jaket biru yang senada dengan jaket yang dikenakan dua orang lain yang ada dalam foto itu. Satu orang di antaranya, tampak logo Partai Amanat Nasional tertera di jaket biru itu. "Emak-emak nangis minta selfie, taunya kader partai udah lama kenal," tulis Permadi.
Menurut Ferdinand, video dan #SandiwaraUno itu fitnah yang keterlaluan dan melampaui batas etika. Dia mengklaim peristiwa itu bukan sandiwara dan bukan rekayasa. "Jangan disamakanlah dengan Jokowi yang suka selfie-selfie meski di tempat bencana," kata politikus Partai Demokrat ini.
Ferdinand mengatakan pria di Makassar itu benar korban banjir. Menurut dia, pria tersebut tengah mencari barang-barangnya di lokasi banjir bandang sebelumnya, sehingga tak heran badan dan tangannya berlumpur. Ferdinand juga membantah bahwa pria itu sengaja melumuri dirinya dengan lumpur. Namun saat bertemu Sandiaga Uno, lelaki itu ingin mengusap tangan dan badannya yang kena lumpur. “Tanpa sadar malah lumpur yang di badan melebar ke tubuhnya," kata Ferdinand.
Ferdinand mempersilakan Guntur Romli dan Permadi Aktivis mengecek pria itu di lokasi. Dia juga meminta agar kubu capres-cawapres 01 itu tak menyebarkan fitnah.