Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Cerita JK Terpaksa Maju Jadi Presiden di Pilpres 2009

JK mengisahkan salah satu episode dalam hidupnya yaitu saat ia mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu Presiden 2009.

24 Februari 2019 | 07.21 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) saat meninjau pengoperasian MRT (Mass Rapid Transit) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Kalla mengatakan keberadaan MRT diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) saat meninjau pengoperasian MRT (Mass Rapid Transit) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Kalla mengatakan keberadaan MRT diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. ANTARA/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengisahkan salah satu episode dalam hidupnya yaitu saat ia mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu Presiden 2009.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya dalam proses pemilu itu tidak pernah mengusulkan. Selalu saya diminta. Saya tidak pernah meminta untuk jadi wapres. Saya selalu diminta untuk jadi wapres sejak zaman Pak SBY, Pak Jokowi. Waktu mau jadi presiden itu terpaksa," kata JK dalam silaturahmi nasional Institut Lembang Sembilan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.

JK menjelaskan bahwa saat itu ia terpaksa karena Partai Golkar menjadi partai terbesar. Sehingga, untuk menjaga harkat partai, Golkar harus memiliki calon presiden. Kemudian, para kader mengusulkan ketua umum lah yang menjadi calon presiden dari Golkar. Ketua umum partai berlambang pohon beringin saat itu adalah JK. "Maka tidak bergabung lagi dengan Pak SBY," katanya.

Saat bertarung di Pilpres 2009, JK berpasangan dengan Wiranto. Saat itu, ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bersaing, yaitu SBY-Boediono, JK-Wiranto, dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto. Dari hasil perolehan suara, pasangan SBY-Boediono unggul 60,8 persen. Megawati-Prabowo berada di urutan kedua dengan perolehan 26,79 persen suara. Sedangkan JK-Wiranto 12,41 persen.

Kemudian, JK menceritakan bahwa seluruh pengalaman dalam hidupnya dilalui secara bertahap. Misalnya, saat kuliah, JK pernah menjadi ketua senat, ketua dewan, kemudian Ketua KAHMI.

Begitu juga di politik, JK pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sulawesi Selatan, anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, menteri, menteri koordinator, dan berhenti di jabatan wakil presiden. Adapun kariernya di perusahaan dimulai dari manajer, direktur, hingga presiden komisaris.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus