Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, menegaskan, pihaknya akan mengawasi secara ketat kasus dugaan beredarnya KTP elektronik (e-KTP) palsu menjelang pilgub Jabar, 27 Juni 2018. Masalah ini terungkap di kawasan Bogor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya, teknologi informasinya bagaimana di KPU, kami awasi nanti. Di TPS-nya juga nanti kami beri pembekalan kepada saksi, bagaimana petugas TPS saat menerima KTP palsu," ujar Deddy melalui siaran pers, Senin, 28 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deddy mengaku telah mendengar kemungkinan beredarnya e-KTP palsu itu sejak tiga bulan lalu. “Namun belum diketahui kapan dan di mana e-KTP palsu ini akan beredar di Jawa Barat.”
Informasi yang diperoleh, kata Deddy, e-KTP itu diduga akan disebar di daerah-daerah pinggiran, seperti pesisir pantai selatan Jawa Barat, seperti Sukabumi, Cianjur dan Garut. Dia mengingatkan semua saksi pemilu dan petugas KPPS agar jeli dan berhati-hati terhadap pemilih tak dikenal yang bukan penduduk setempat.
"Nanti di TPS para saksi kami kasih pembekalan. Kalau ada dua-tiga orang sudah menggunakan e-KTP tanpa terdaftar, itu harus dicurigai, betul enggak dia warga RT tersebut. Kalau tidak, langsung saja ditangkap," tuturnya.
Selanjutnya, kata dia, jika sudah memasuki proses penghitungan suara, para saksi juga harus mengamati dengan saksama terkait dengan kerja para petugas TPS.
Langkah pengawasan ini dilakukan, ujar Deddy, karena peredaran e-KTP palsu tidak menutup kemungkinan akan sangat masif. Pasalnya, dari kasus temuan beberapa waktu lalu, diduga jumlahnya bisa mencapai jutaan.
"Ini jutaan e-KTP palsu yang masuk di seluruh Jawa barat, bukan sedikit. Yang jatuh kan satu karton, yang jalan satu truk," kata calon gubernur yang berpasangan dengan Dedi Mulyadi ini.
Menurut Deddy, kejadian ini membuat timnya semakin optimistis akan peraihan kemenangan pada 27 Juni mendatang.