Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

OPM Klaim Jamin Keamanan Tim Pencari Fakta soal Korban Warga Sipil di Sugapa

Satgas Habema terlibat baku tembak dengan milisi TPNPB-OPM di Distrik Sugapa, Rabu lalu. Sebanyak 18 anggota OPM disebut tewas.

17 Mei 2025 | 16.25 WIB

Aparat gabungan Polri-TNI berjaga setelah KKB menyerang Bandara Bilorai Sugapa, di Intan Jaya, Rabu, 8 Maret 2023. Penembakan diduga ulah Kelompok Kriminal Bersenjata Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Apen Kobogau yang bersama dengan Apertinus Kobogau. Dok. Humas Polda Papua
Perbesar
Aparat gabungan Polri-TNI berjaga setelah KKB menyerang Bandara Bilorai Sugapa, di Intan Jaya, Rabu, 8 Maret 2023. Penembakan diduga ulah Kelompok Kriminal Bersenjata Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Apen Kobogau yang bersama dengan Apertinus Kobogau. Dok. Humas Polda Papua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Markas pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bakal memberikan jaminan keamanan kepada lembaga kemanusiaan dan palang merah untuk mencari fakta usai operasi militer di Sugapa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Juru bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan Panglima Kodap VII Intan Jaya Brigadir Jenderal Undius Kogoya memastikan lembaga dan palang merah yang terjun ke Intan Jaya tidak akan memperoleh gangguan dan intervensi dari siapa pun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Supaya kebenaran saat terjadi operasi militer bisa diketahui oleh seluruh masyarakat dunia," kata Sebby melalui pesan singkat, Sabtu, 17 Mei 2025.

Ia hakulyakin, operasi militer yang dilakukan Satuan Tugas Habema di Distrik Sugapa pada Rabu dini hari lalu menyasar tidak hanya milisi TPNPB, tetapi juga warga sipil yang dianggap berafiliasi.

Sebab, kata dia, dari temuan TPNPB di lapangan, jumlah korban tewas akibat baku tembak itu tercatat hanya 3 orang. Sedangkan dua milisi lain mengalami luka imbas terkena ranjau yang dipasang militer ke jasad korban tewas.

"TNI sampaikan ada 18 milisi yang tewas. Itu hoaks, belasan yang tewas itu warga sipil yang tak bersalah," ujar Sebby.

Dihubungi terpisah, Kepala Sekretariat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Papua Frits Ramandey mengatakan, Intan Jaya menjadi salah satu wilayah di Papua yang berstatus rawan konflik.

Sehingga, dia melanjutkan, diperlukan penerjunan tim ke lapangan langsung untuk menelusuri dugaan telah terjadinya pelanggaran HAM.

Masalahnya, Komnas HAM Papua tidak memiliki anggaran yang cukup untuk merespons seluruh kasus dugaan pelanggaran HAM. Sehingga, saat ini Komnas HAM Papua hanya bisa melakukan pemantauan yang proaktif.

"Kerja Komnas HAM tidak akan berhenti meski anggaran terbatas. Pemantauan proaktif terus dilakukan," kata Frits saat dihubungi Tempo, Sabtu.

Frits melanjutkan, Komnas HAM Papua akan berupaya mengajukan pembentukkan tim khusus penanganan konflik dan kekerasan kepada Presiden Prabowo Subianto.

"Tujuannya, untuk mendorong dialog kemanusiaan dan mitigasi konflik serta kekerasan di Papua," kata Frits.

Sebelumnya, Satgas Habema terlibat baku tembak dengan milisi TPNPB di Distrik Sugapa pada Rabu, 14 Mei 2025 dini hari. Pada peristiwa itu, 18 milisi TPNPB pimpinan Undius Kogoya dinyatakan tewas.

Namun, Sebby Sambom membantah pernyataan TNI. Dia mengatakan
pernyataan tewasnya 18 milisi adalah informasi keliru. Sebab, jumlah korban tewas dari milisi adalah 3 orang, dan 2 di antaranya menjadi korban luka.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Candra Kurniawan mengatakan, pernyataan OPM yang menuding TNI menembak warga sipil merupakan propaganda yang acapkali dilakukan.

Menurut dia, dengan menyebarkan tudingan TNI menembak warga sipil, OPM berupaya mendiskreditkan keberadaan TNI dan mencari simpati publik guna menutupi tindakan keji mereka.

"Keberadaan TNI adalah untuk menjaga keamanan masyarakat, sehingga tidak mungkin kalau kemudian prajurit melakukan tindakan seperti itu kepada masyarakat," ujar Candra.

Andi Adam Faturahman

Berkarier di Tempo sejak 2022. Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular, Jakarta, ini menulis laporan-laporan isu hukum, politik dan kesejahteraan rakyat. Aktif menjadi anggota Aliansi Jurnalis Independen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus