Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Diganti Panglima TNI Yudo Margono, Begini Kilas Balik Karier TNI Andika Perkasa

Bagaimana perjalanan karier mantan Panglima TNI Andika Perkasa?

22 Desember 2022 | 13.31 WIB

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memimpin upacara pelepasan Satgas Maritim Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-N/UNIFIL Tahun 2022 di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 1 Desember 2022. Dalam misi perdamaian dunia yang dipimpin Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh tersebut membawa 119 personel menggunakan kapal perang KRI Frans Kaisiepo-368 menuju Lebanon dalam rangka misi perdamaian PBB untuk mencegah timbulnya konflik bersenjata Lebanon-Israel. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Perbesar
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memimpin upacara pelepasan Satgas Maritim Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-N/UNIFIL Tahun 2022 di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 1 Desember 2022. Dalam misi perdamaian dunia yang dipimpin Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh tersebut membawa 119 personel menggunakan kapal perang KRI Frans Kaisiepo-368 menuju Lebanon dalam rangka misi perdamaian PBB untuk mencegah timbulnya konflik bersenjata Lebanon-Israel. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal Andika Perkasa telah melepas jabatan Panglima TNI tepat berusia 58 tahun. "Saya pensiun mulai nanti tanggal 1 Januari 2023," katanya, Selasa, 20 Desember 2022. Andika Perkasa digantikan oleh Laksamana Yudo Margono yang telah dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Jenderal Andika Perkasa dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu, 17 November 2021.

Karier Andika Perkasa di TNI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Setelah lulus Akademi Militer

Mengutip Antara, Andika Perkasa lahir pada 21 Desember 1964 di Bandung, Jawa Barat. Ia lulusan Akademi Militer pada 1987. Saat itu ia berusia 23 tahun. Posisi pertama dia sebagai Perwira Pertama Infanteri Kopassus Grup 2 selama 12 tahun. Ia mulai melanjutkan karier ke jajaran perwira menengah dengan menjadi Sekretaris Pribadi Kepala Staf Umum TNI. Andika sempat menjadi Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jayakarta di Jakarta dan Komandan Resor Militer (Danrem) 023 di Kota Sibolga, Sumatera Utara.

2. Komandan Paspampres

Andika Perkasa menjabat Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat pada November 2013. Saat itu, Andika mengalami kenaikan pangkat menjadi Perwira Tinggi Bintang Satu. Andika dilantik menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres dengan pangkat Mayor Jenderal, dua hari setelah pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada 2014.

Selama menjadi Komandan Paspampres, Andika Perkasa membuat gaya baru berpakaiannya yang santai dan sporty. Andika memakai celana berbahan parasut yang memiliki beberapa kantong tambahan. Ia memakai sepatu sport untuk kegiatan mendaki dan lari. Kini pakaian anggota Paspampres dalam beberapa kesempatan juga terlihat lebih santai dan sporty.

3. Panglima TNI

Perjalanan karier Andika Perkasa semakin cepat dan menanjak saat ia dilantik sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura pada 2016. Ia pun dipilih menjadi Komandan Kodiklat TNI AD pada 2018. Di penghujung tahun itu, Andika Perkasa dilantik Jokowi sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), kemudian diangkat menjadi Panglima TNI pada 2021.

Proyek intelijen Andika Perkasa

Selama berkarier, Andika Perkasa kuat menjalin hubungan militer Amerika Serikat. Indonesia pernah mengirimkan sejumlah prajurit TNI AD untuk berlatih di Joint Readiness Training Center (JRTC) Fort Polk, Louisiana, Amerika Serikat. Andika dipandang memiliki peran dan dampak terhadap stabilitas keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan penguatan hubungan antara TNI dengan US Army.

Pada 2020, Andika Perkasa menerima penghargaan Medals The Legion of Merit, Degree of Commander dari Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat kala itu, James C. McConville.

Andika pernah memimpin di satuan penanggulangan teror (gultor) hingga bergabung di proyek intelijen antiteror bernama Charlie. Ia juga  memimpin unsur paling elite di Kopassus bernama Detasemen 81/Gultor.

Mengutip Majalah Tempo edisi 18 September 2021, pada pertengahan 1988, Andika yang masih berpangkat Letnan Dua, juga tergabung bersama 134 personel Kopassus lain untuk ikut proses seleksi proyek Charlie. Andika akhirnya terpilih ke dalam 35 personel yang meraih lencana kualifikasi kontraterorisme pada Januari 1989.

Charlie adalah sandi untuk proyek intelijen teknis pada Detasemen Gultor. Proyek itu digagas Luhut Binsar Pandjaitan. Proyek itu dianggap untuk menghasilkan tentara yang terbaik. 

Dalam buku Charlie: Special Operations in Indonesia 1988-1993, Ken Conboy menulis, Andika mendapat pelatihan dari berbagai spesialis, termasuk Nick Hadas, perwira Mossad, badan intelijen Israel. Buku itu juga menyebut Australia menawarkan pelatihan intelijen taktis. "Slotnya diberikan kepada Letnan Andika Perkasa," tulis Conboy.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus