Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Ditunjuk Jokowi Jadi Ketua UKP Pancasila, Megawati: Bapak Kok Tega Sekali

Megawati bercerita pernah merasa keberatan ketika diminta menjadi Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

11 Juni 2021 | 15.18 WIB

Megawati Soekarnoputri. Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Perbesar
Megawati Soekarnoputri. Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri bercerita pernah merasa keberatan ketika diminta menjadi Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP PIP (kini Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ceritanya, Mega dihubungi Sekretaris Kabinet Pramono Anung. “Saya sedang ke luar negeri ditelepon beliau bahwa ditanya saya di mana oleh presiden. Karena saya akan dilantik sebagai Ketua UKP,” kata Mega dalam orasi ilmiahnya di Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap Unhan, Jumat, 11 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mega lantas bertanya kepada Pramono apa itu UKP Pancasila dan untuk apa. Ia juga menanyakan alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta dirinya menjabat di sana. “Saya bilang kenapa Presiden pilih saya. ‘Ya maunya beliau ibu segera pulang’,” ujar Mega menirukan percakapannya dengan Pramono.

Mega menyampaikan bahwa posisi UKP dalam struktural itu kecil dan di bawah eselon III. Bahkan bisa sewaktu-waktu dibubarkan jika Jokowi selesai menjabat sebagai presiden.

Karena tugasnya berkaitan dengan ideologi Pancasila, Mega pun menerima tawaran untuk dilantik. Saat bertemu Jokowi, ia pun protes.

“Saya bilang, Pak kok bapak tega banget, kok penugasan saya melorot banget ya. Bukan kah saya presiden kelima? Kok sekarang jadi Ketua Dewan Pengarah UKP. Bapak tahu unit itu letaknya di mana ya di struktur?” kata Mega mengulang ucapannya saat itu.

Menurut Megawati, Jokowi merespons protesnya itu dengan tertawa terbahak-bahak karena menyadari penugasan yang melorot itu. “‘Iya ya Bu’. Lah iya Bapak kok bisa ya tega,” katanya.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus