Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu partai Islam tertua di Indonesia, Partai Masyumi baru saja dideklarasikan kembali aktif pada Sabtu, 7 November 2020 di Jakarta. Sejumlah nama ditunjuk menjadi calon Majelis Syuro dalam partai yang memiliki alias Partai Islam Ideologis (PII) tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), Taufik Hidayat, mengatakan bahwa nama-nama yang ditunjuk ini masih sebatas calon karena belum ada serah terima secara resmi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Insya Allah nanti siang akan ada rapat calon Majelis Syuro yang nanti akan menetapkan secara definitif. Atau nanti mungkin kalau disepakati akan ditetapkan untuk terus menambah jumlah calon majelis syuro," kata Taufik saat membacakan Surat Keputusan tentang Calon Majelis Syuro Partai Islam Ideologis/Partai Masyumi.
Taufik mengatakan total 34 nama ini dihimpun setelah BPU PII berkeliling menemui tokoh-tokoh selama 1 tahun 3 bulan. Nama-nama yang tercantum tersebut dianggap telah memenuhi syarat, kualifikasi, dan kapabilitas yang cukup.
Adapun nama-nama calon Majelis Syuro itu terdiri dari Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, hingga Mantan Menteri Kehutanan era Presiden Soeharto, MS Kaban. Ada pula nama pentolan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dulu, Bachtiar Nasir.
"Seiring waktu kita harapkan Pak Amien Rais juga masuk menjadi Majelis Syuro," kata Taufik.
Beberapa nama lain di antaranya adalah Ahmad Cholil Ridwan, Abdul Manan, Adnin Armas, Abbas Toha, Ahmad Yani, Alfian Tanjung, Amin Djamaluddin, Farid Ahmad Okbah, Fuad Amsyari, Gunarto Muchsin, Habib Muchsin Alatas, Jel Fathullah, Masri Sitanggang, Nur Chaniago, Ulil Amri Syafrie, dan Wan Abubakar.