Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi V DPR Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, meminta pemerintah dan pengelola segera memperbaiki jalan Tol Cipali arah Jakarta.
"Tindakan cepat dan tepat dibutuhkan oleh pemerintah dan pengelola saat ini," kata Syahrul dalam keterangannya, Selasa, 9 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalan Tol Cipali tidak bisa dilewati oleh kendaraan di Kilometer 122+400 arah Jakarta karena terjadi kerusakan akibat curah hujan tinggi. Pengelola jalan tol saat ini memberlakukan contraflow mulai dari KM 117 hingga KM 126.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syahrul menuturkan, BMKG telah memperkirakan bahwa di daerah tersebut akan terpapar intensitas hujan yang tinggi. Sayangnya, kata dia, informasi tersebut tdak dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola jalan tol.
Akibatnya, terjadi kemacetan dan terhambatnya arus logistik karena saat ini jalan Tol Cipali hanya dapat digunakan satu jalur. Sedangkan jalur pantura juga putus karena banjir.
Baca juga : Korlantas Prediksi Perbaikan Jalan Tol Cipali yang Ambles Butuh 20 Hari
Rumitnya lagi, kata Syahrul, banjir juga menyebabkan jalur kereta terputus di Semarang.
Sehingga, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya biaya logistik dan lamanya pengiriman, karena jalur yang masih mungkin dilewati adalah jalur selatan yang lebih jauh. "Serangkaian kejadian ini dikhawatirkan akan memutus rantai pasok logistik ke Jakarta," ucapnya.
Terkait amblasnya jalan tol Cipali, Syahrul meminta pemerintah dan pengelola segera melakukan investigasi penyebab amblasnya jalan tol, dan membuat kajian agar kejadian serupa dapat diantisipasi di masa yang akan datang. Termasuk perlu dikaji kaitannya dengan pengerjaan awal jalan tol tersebut yang terkesan terburu-buru alias kejar tayang.
Syahrul juga meminta kepada pengelola untuk tidak menyalahkan faktor alam. Sebab, sekecil apapun pihak pengelola jalan Tol Cipali juga memiliki andil terhadap kejadian ini karena tidak melakukan antisipasi terhadap tingginya curah hujan. "Dan tidak ada kontrol yang kontinu terhadap fisik jalan tol dan lingkungan sekitarnya," kata dia.
FRISKI RIANA