Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mendapatkan jaminan dari Jepang untuk melanjutkan Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta untuk jalur timur - barat. Jokowi mengantongi komitmen ini saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jaringan MRT Jakarta diperluas dengan jalur sepanjang 15,7 km yang membentang dari Bundaran HI hingga Ancol Barat. Proyek ini dibagi menjadi dua tahap: 2A dan 2B.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perpanjangan MRT Jakarta tahap 2A sedang berlangsung. Ini akan menghubungkan Bundaran HI dan Kota. Fase 2B, yang menghubungkan Kota dan Ancol, akan dimulai pada waktunya.
Setelah fase 2A rampung, berikutnya proyek akan dilanjutkan dengan fase 2B dari Kota menuju Ancol. Kepala Negara menargetkan MRT fase 2A dapat berfungsi pada 2027.
Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Jepang pada Sabtu, 16 Desember 2023, disebut Tokyo juga Jepang akan memajukan kerja sama MRT Jalur Timur-Barat. Jalur timur-barat MRT Jakarta akan membentang sepanjang 84,1 km dan menghubungkan Balaraja Banten hingga Cikarang Jawa Barat.
“Saya berharap pembangunan jalur utara-selatan fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu,” kata Jokowi dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers dan Media Sekretariat Presiden.
Jokowi meninjau langsung progres pembangunan MRT Jakarta fase 2A di Stasiun MRT Monas, Jakarta, pada Jumat, 15 Desember 2023. Dalam keterangannya selepas peninjauan, Presiden menilai bahwa pembangunan MRT fase 2A sudah mencapai 28,4 persen. “Lebih dari target, saya kira bagus,” katanya.
Proyek jalur timur-barat MRT Jakarta kemungkinan besar akan didanai melalui skema pembiayaan bersama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB). JICA adalah lembaga pemerintah Jepang yang fokus memberikan bantuan pembangunan resmi kepada negara-negara berkembang, termasuk bantuan keuangan untuk proyek pembangunan di negara mitra serta pinjaman untuk proyek infrastruktur.
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, seperti dikutip Antara, pada Februari lalu mengatakan bahwa komitmen finansial JICA kepada Indonesia telah mencapai 551 miliar yen (US$3,87 miliar).