Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jakarta – Kementerian Sosial memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi korban penyanderaan yang dilakukan kelompok bersenjata di Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Baca: Begini Detail Proses Pembebasan Sandera di Mimika Papua
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, layanan dukungan psikososial yang diberikan berupa terapi psikososial, pelayanan konseling, dan psikoedukasi kepada korban yang mengalami trauma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami sudah mengirimkan tim layanan dukungan psikososial ke Mimika," ujar Khofifah dalam keterangan tertulis Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial yang diterima Tempo, Sabtu 18 November 2017.
Menurut Khofifah, Kementerian Sosial saat ini sedang melakukan koordinasi dengan dinas sosial Mimika, Papua, dan instansi terkait untuk melakukan pemeriksaan kepada korban yang telah dibebaskan. Nantinya, pendampingan psikososial tersebut akan diprioritaskan kepada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, difabel dan ibu hamil.
"Masing-masing membutuhkan cara penanganan yang berbeda, sesuai hasil pemeriksaan," ujarnya.
Sebanyak 1.300 orang dari dua desa, yakni Desa Kimbely dan dan Desa Banti di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua diduga menjadi korban penyanderaan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak Kamis, 9 November 2017 lalu.
Pada Jumat, 17 November 2017, Tim gabungan Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia melakukan operasi evakuasi terhadap warga yang disandera di Papua. Sebanyak 344 orang berhasil diselamatkan. Korban terdiri dari 104 laki-laki, 32 perempuan, dan 14 anak-anak. Kemudian menyusul 153 laki-laki, 31 perempuan, dan 10 anak-anak yang berada di wilayah longsoran.
M. YUSUF MANURUNG | ANDITA RAHMA