Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Impian Ni Wayan Ayu Kumala untuk bisa kuliah nyaris pupus. Sejak duduk di bangku SMA, mahasiswi program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) ini bertekad untuk melanjutkan studi. Sekalipun kondisi ekonomi keluarganya tak memungkinkan, perempuan yang kini berusia 19 tahun itu tak patah arang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia akhirnya bisa kuliah dengan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP K) dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Ayah ayu bekerja sebagai buruh bangunan di Gianyar, Bali. Jangankan kuliah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan. Ayu hanya hidup bersama ayahnya. Ibunya meninggal sejak Ayu masih TK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menjadi anak semata wayang, Ayu ingin membahagiakan ayahnya. Untuk itu, dia amat ingin bisa kuliah agar bisa meningkatkan kesejahteraan hidup. Perempuan yang punya hobi pencak silat ini mencoba mendaftar seleksi nasional berbasis tes pada 2022. Sayangnya, Ayu gagal.
Dia lalu mencoba jalur mandiri dengan kategori prestasi. Sejak SD, Ayu sudah mengikuti sejumlah lomba pencak silat di tingkat daerah dan kerap meraih juara. Dia gemar pencak silat karena dikenalkan oleh kakak sepupunya sejak SD.
Hal itu menjadi modal Ayu untuk mendaftar. Beruntung, dia lolos. Semula, Ayu bercita-cita menjadi insinyur. Namun, ayahnya ingin dia bekerja sebagai perawat. “Sejujurnya maunya teknik sipil karena lihat bapak kerja bangun-bangun rumah dan ingin bantu bapak,” ujar Ayu saat ditemui Tempo di kampusnya pada Rabu, 15 November 2023.
Ketika lolos di Unud, Ayu dan ayahnya bingung karena tak mampu untuk daftar ulang dan membayar uang kuliah tunggal. Ayu lalu mencoba mendaftar KIP Kuliah dan dinyatakan lolos. Dia meraih beasiswa uang kuliah dan biaya hidup. Uang itu dia gunakan untuk keperluan kuliah hingga mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Lambat laun, sekalipun bukan prodi yang dia mau, Ayu mulai jatuh hati dengan ilmu keperawatan. Dia belajar sepenuh hati agar bisa lulus tepat waktu. KIP Kuliah hanya memberikan beasiswa selama empat tahun.
Untuk itu, Ayu harus belajar sungguh-sungguh serta membagi waktu antara pencak silat dan akademik. Saban malam, Ayu begadang untuk belajar. Biasanya, setelah pulang kuliah dia latihan pencak silat. Malamnya, dia membaca kembali materi yang diberikan dosen. IPK Ayu tak pernah di bawah 3.
Ayu membuktikan dirinya bisa tetap berprestasi. Misalnya, dia meraih juara di Kejuaraan Nasional XXVII 2023 Silat Perisai Diri Antar-Perguruan Tinggi Piala Bergilir Presiden yang diselenggarakan pada 2 – 6 Agustus 2023 di GOR Pajajaran Bandung. Selain itu, dia juga menyabet juara 1 tanding kelas A putri tingkat dewasa kejuaraan Pencak Silat IPSI Banyuwangi National Championship 2023. "Apapun kondisinya, jangan pernah patah semangat," ujarnya.