Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Suasana di depan gedung pusat Universitas Gadjah Mada yang biasa disebut Balairung itu sangat meriah. Jumat sore, 28 Juni 2024, sebanyak 7.162 mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN PPM UGM) akan dikirim ke seluruh pelosok Indonesia untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemeriahan itu salah satunya karena kehadiran Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tak hanya berpidato, Basuki mengajak mahasiswa menyanyi. Bahkan ia memainkan drum mengiringi beberapa lagu hingga keringat membasahi kausnya. “Dekatlah dengan rakyat, tolong jaga nama besar dan nama baik Gadjah Mada. Ilmu pengetahuan yang anda miliki diabdikan untuk rakyat,” kata Basuki kepada mahasiswa, Jumat, 28 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ribuan mahasiswa itu dibagi dalam 261 unit yang akan disebar ke 35 provinsi. Secara simbolis, pelepasan mahasiswa KKN itu ditandai dengan penyematan topi dan atribut KKN oleh Rektor UGM Prof. Ova Emilia bersama Basuki Hadimuljono dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah.
Banyak keseruan dalam acara pelepasan mahasiswa KKN ini. Awalnya Basuki memanggil mahasiswa asal Batak untuk bernyanyi di atas panggung diiringi band lokal. “Kita harus tahu budaya orang lain,” kata Basuki. Ia menyanyikan lagu berjudul Situmorang. Usai lagu Batak itu, Basuki memanggil mahasiswa asli Papua untuk menyanyikan lagu Apuse bersama-sama.
Tak hanya menyanyi, Basuki juga menyebar banyak kaus bertuliskan PUPR. Dan tidak lupa memberi saweran duit warna merah kepada mahasiswa yang ikut bernyanyi di atas panggung. Basuki juga bermain drum mengiringi band lokal dengan menyanyikan lagu Bento dari Swami.
Dalam sambutannya Basuki mengatakan, mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan. “Di era demokrasi, pemimpin harus mampu mendengarkan aspirasi rakyat, sangat baik untuk pengembangan leadership dan KKN menjadi simbol bahwa UGM sebagai universitas kerakyatan,” kata dia.
Menurut Basuki, program KKN ini sejalan dengan program pengembangan SDM untuk Indonesia emas 2045. Pembelajaran yang didapatkan oleh mahasiswa selama mengabdi di tengah masyarakat akan memperkuat kemampuannya sebagai calon pemimpin dalam 20 tahun mendatang. “Tinggal 20 tahun lagi. Saya harapkan saudara nantinya menjadi pemimpin,” kata dia.
Rektor UGM Ova Emilia menuturkan, pengiriman ribuan mahasiswa yang disebar di 35 provinsi ini sebagai salah satu bentuk inklusivitas UGM. Selama di lokasi KKN, mahasiswa UGM akan melaksanakan tiga hal, yakni memetakan persoalan pangan, memberi solusi atas soal akses sumber daya pangan, serta melakukan kegiatan pelestarian lingkungan.
MUH SYAIFULLAH