Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq menanggapi kasus penangkapan lima pekerja asal Cina yang ditangkap aparat Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 27 April 2016. Mereka ditangkap karena masuk kawasan TNI Angkatan Udara tanpa izin. Mereka mengaku sedang melakukan survei tanah untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Saya enggak heran," kata Mahfudz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 April 2016.
Menurut Mahfudz, kini hampir semua sektor investasi di Indonesia melibatkan Cina. Konsekuensinya, tenaga kerja asing berdatangan ke Indonesia. Ia justru mempertanyakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara sebagai penanggung jawab proyek tersebut. "Kenapa keberatan Halim (markas militer) itu tidak dipertimbangkan? Tanpa izin, mereka melakukan pengeboran," ucap Mahfudz.
Seharusnya, ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera tersebut, perizinan menjadi prioritas untuk diselesaikan lebih dulu. "Saya enggak mengerti, apakah sekarang main tabrak-tabrak saja?" tutur Mahfudz, sembari menambahkan bahwa proyek kereta cepat berkaitan dengan fasilitas pelayanan publik, sedangkan Bandara Halim merupakan kompleks militer yang masuk area terbatas. "Ini dua hal yang menurut saya enggak masuk akal dipaksakan," ucapnya.
Lima pekerja asal Cina ditangkap aparat ketika melakukan pengecekan tanah. Mereka kemudian diserahkan ke kantor Imigrasi untuk diinterogasi. Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengonfirmasi kelengkapan identitas mereka.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Heru Santoso ketika dihubungi mengatakan pihak sponsor, PT Geo Mining Central, telah menyerahkan kelengkapan identitas. "Sponsor sudah datang serta membawa paspor dan berkas izin tinggal mereka. Pihak sponsor yang selama ini membawa identitas mereka," ucap Heru, seperti dilansir Antara.
Heru juga mengonfirmasi bahwa lima warga negara Tiongkok tersebut merupakan pekerja yang dibawa PT Geo Mining Central. Dia berujar, pihak Imigrasi menyatakan sudah tidak ada masalah keimigrasian dan pelanggaran peraturan keimigrasian pada para pekerja asing tersebut.
PT Geo Mining Central merupakan mitra PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), perusahaan bentukan Indonesia dengan Cina untuk menggarap proyek tersebut. Adapun identitas lima pekerja itu adalah Guo Lin Zhong, 26 tahun, tukang bor dan administrasi; Wang Jun (28), bagian administrasi dan peneliti; Zhu Huafeng (47 tahun), teknisi mesin; Cheng Qianwu (48 tahun), teknisi mesin; serta Xie Wuming (41), teknisi mesin.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Wiko Sofyan membenarkan adanya lima warga negara Cina yang tertangkap di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma. Saat ditangkap, mereka sedang melakukan kegiatan pengeboran tanah.
GHOIDA RAHMAH | ANGELINA ANJAR SAWITRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini