Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkat bicara soal mahasiswinya, SM, 18 tahun yang meninggal pasca jatuh dari lantai 4 asrama putri UMY di Pedukuhan Ngebel, Tamantirto, Bantul, Senin, 2 Oktober pukul 06.15 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dugaan yang mencuat berdasarkan pemeriksaan saksi dan olah kejadian perkara kepolisian, mahasiswa semester satu asal Bandar Lampung itu melakukan aksi bunuh diri karena depresi. "Sebelum meninggal, pihak kampus mendata almarhumah sebagai mahasiswa baru yang perlu mendapatkan pendampingan khusus," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Al-Islam Kemuhammadiyahan UMY Faris Al-Fadhat, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari temuan Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY, korban sebelum masuk menjadi mahasiswa UMY sudah ditelusuri riwayat kesehatannya. Korban saat itu direkomendasikan mengikuti untuk rutin mengikuti konseling psikologi untuk kecenderungan gangguan mentalnya.
"Tim psikolog LPKA UMY dibantu konselor Sebaya yang ditugaskan juga telah melakukan pendampingan dan memberi rujukan almarhum untuk berkonsultasi lanjutan (ke psikiater rumah sakit)," kata Faris.
Pada Senin, 2 Oktober 2023 atau saat korban ditemukan terjatuh dari lantai 4, almarhum sebenarnya sudah dijadwalkan untuk melakukan pendampingan dan sesi konseling lanjutan yang melibatkan psikolog dan konselor yang merupakan kakak pendampingnya. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman.
"Pukul 06.45 dokter menyatakan bahwa almarhumah meninggal dunia," kata Faris.
Dokter, menurut Faris, juga memberikan keterangan tambahan bahwa almarhumah memiliki riwayat sakit. Sebab, pada Ahad malam, 1 Oktober 2023, korban sudah sempat mengunjungi rumah sakit itu dengan keluhan sakit perut setelah mengonsumsi obat sakit kepala dan permasalahan psikis lainnya.
Dokter pun memeriksa dan merekomendasikan untuk bekonsultasi lanjutan ke psikiater. "Saat ini kami dari UMY telah menghubungi orang tua almarhumah dan menyampaikan duka cita yang sangat mendalam," kata Faris.
Pada Senin sore ini, orang tua korban telah sampai di Yogyakarta. UMY menyatakan memfasilitasi seluruh proses penanganan dan biaya rumah sakit, serta pemberian santunan kematian, termasuk memfasilitasi kepulangan jenazah hingga sampai di kampung halamannya di Bandar Lampung.
"Kami juga akan terus melakukan bimbingan dan pendampingan kepada teman-teman dekat almarhumah yang membutuhkan pendampingan psikologis setelah mengetahui kejadian tersebut," kata Faris.
Faris membeberkan korban merupakan mahasiswa semester satu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol). Selama ini korban tinggal ini asrama University Residence (Unires) Putri UMY.
"Selama di asrama dan kampus, almarhumah selalu memberi kesan yang baik kepada sesama teman," kata Faris.
Kronologi Tewasnya Mahasiswi UMY Usai Loncat dari Lantai 4
Kepala Seksi Humas Polres Bantul Inspektur Satu I Nengah Jeffry menyatakan pihaknya telah menerima laporan kejadian mahasiswi UMY yang jatuh dari asrama tersebut.
Dari olah kejadian perkara dan keterangan sejumlah saksi yang dihimpun di lokasi, menguat dugaan mahasiswi tersebut melakukan aksi bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 asrama putri tersebut. Tubuh korban sempat membentur genting dan lantai konblok.
"Kejadian berawal ketika salah satu saksi bernama Ustad Talkis Nurdiyanto yang mengerjakan tugas di ruangan Kantor Gedung Y lantai dasar asrama itu mendengar sesuatu terjatuh di luar," kata Jeffry.
Saksi saat itu langsung keluar mengecek dan mendapati korban dalam posisi tertelungkup. Kemudian saksi mencoba melihat kondisi korban namun tidak ada respons.
Setelah itu, saksi meminta bantuan petugas kebersihan asrama bernama Sugeng memindahkan korban di atas di meja ruang belajar bersama lantai dasar asrama itu. Karena korban tak kunjung merespons, penjaga keamanan asrama itu, Irwan menelpon ambulance. Namun karena ambulance tidak kunjung datang, maka korban segera dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman menggunakan mobil pribadi milik saksi.
Sesampai di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, hasil pemeriksaaan denyut nadi korban saat itu masih ada. Namun selang 10 menit kemudian, saksi mendapat kabar jika korban sudah meninggal.
"Korban meninggal dengan kondisi luka-luka di kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan," kata Jeffry.
Dari hasil pemeriksaan polisi kepada para saksi, termasuk teman sekamar korban, dugaan bunuh diri dari kejadian itu menguat. "Dugaan sementara korban mengalami depresi," kata Jeffry.
Sempat Minum Obat Sakit Kepala 20 Butir Sekaligus
Sebelum kejadian itu, malam harinya saksi sempat meminum obat sakit kepala merek Bodrex sebanyak 20 biji sekaligus. Hal ini diperkuat dengan temuan bekas bungkus obat sakit kepala itu di kamar korban.
Dari keterangan teman korban, sebelum kejadian itu korban juga sempat berteriak teriak sendiri di kamar dan menangis histeris. Saat itu, para rekannya membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis. Hasilnya puluhan obat sakit kepala yang diminum korban sekaligus berhasil dimuntahkan.
"Sebelum kejadian korban sempat mengirim voice note (aplikasi perekam suara di aplikasi WhatsApp) kepada rekannya, di situ korban menyatakan keinginannya mengakhiri hidup," kata Faris.
Dan setelah kembali ke asrama pagi harinya, korban yang tidur di salah satu kamar di lantai 4 diketahui sudah jatuh ke lantai dasar.
Dari pemeriksaan rekannya di asrama, korban sempat bertanya tentang peluang hidup jika jatuh dari lantai 4. "Korban pernah bertanya kepada temannya, 'Kalau lompat dari lantai 4 itu kira kira mati atau tidak?'" ujar Jeffry menirukan.
Catatan Redaksi:
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293