Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Mengenal MJO, Penyebab Cuaca Ekstrem yang Melanda Indonesia

Cuaca ekstrem disebabkan oleh Madden-Julian Oscillation alias MJO yang merupakan gelombang atmosfer pembawa massa udara basah.

9 Maret 2019 | 11.33 WIB

Ilustrasi cuaca mendung. ANTARA FOTO
Perbesar
Ilustrasi cuaca mendung. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan penyebab cuaca ekstrem yang melabda Indonesia belakangan ini disebabkan oleh Madden-Julian Oscillation (MJO). MJO merupakan gelombang atmosfer yang membawa massa udara basah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"MJO yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia sejak beberapa hari lalu memberikan dampak berupa peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 9 Maret 2019.

Mulyono mengatakan MJO merupakan variabilitas antar-musim di wilayah tropis yang bergerak dari Barat ke Timur. Hal ini terjadi karena interaksi antar atmosfer dan lauatan.

Sebenarnya MJO terdiri dari dua fase, yakni basah (konvektif) dan kering. Kedua fase itu menghasilkan perubahan yang bertolak belakang terhadap kondisi cuaca di daerah yang terdampak.

Mulyono mengatakan saat ini MJO diprakirakan mulai bergerak merambat ke wilayah Timur Indonesia. "Pada periode 8-14 Maret 2019 diprakirakan potensi hujan lebat akan terkonsentrasi di sebagian wilayah pulau Jawa dan wilayah Indonesia Tengah dan Timur," kata Mulyono.

Beberapa daerah yang diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi adalah DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Selain itu, Mulyono mengatakan pada periode yang sama, BMKG memprediksi terdapat beberapa sirkulasi siklonik dan daerah konvergensi yang juga dapat meningkatkan potensi curah hujan. "Meski begitu, potensi hujan cenderung memiliki waktu kejadian yang relatif lebih singkat," ujar Mulyono.

Beberapa daerah yang berpotensi hujan lebat akibat fenomena ini adalah, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, dan DKI Jakarta.

 

 

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus