Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Mengenal Tradisi Toron Warga Madura Sambut Hari Besar Islam, Apakah Itu?

Setiap masyarakat punya cara tersendiri untuk merayakan Hari Raya Idul Adha, termasuk warga Madura dengan melakukan tradisi toron. Apakah itu?

1 Juli 2023 | 10.02 WIB

Ratusan pengendara motor melintasi Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 30 Juli 2020. Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H, jembatan penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Madura tersebut dipadati kendaraan khususnya pemudik yang menggunakan motor menuju Pulau Madura. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Perbesar
Ratusan pengendara motor melintasi Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 30 Juli 2020. Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H, jembatan penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Madura tersebut dipadati kendaraan khususnya pemudik yang menggunakan motor menuju Pulau Madura. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mengacu antara, toron atau mudik pada Hari Raya Idul Adha dan hari besar keagamaan Islam lainnya merupakan tradisi bagi warga Madura yang tinggal di luar Pulau Madura atau sedang merantau. Istilah toron merupakan kebalikan dari istilah onggha, yaitu melakukan migrasi ke tempat lain yang dituju (emigrasi).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Lahirnya istilah toron tidak lepas dari aktivitas perpindahan (onggha) yang lebih dahulu terjadi. Bagi warga Madura, syarat terjadinya onggha harus melakukan perpindahan ke luar pulau. Jika terjadi perpindahan masih dalam Pulau Madura, maka itu belum disebut sebagai onggha.

Tradisi toron berakar kuat dari ajaran agama, tetapi pola pelaksanaannya tidak lepas dari kebudayaan setempat. Budaya lokal berhasil mendapatkan ruang untuk mewarnai bentuk-bentuk peribadatan ajaran agama yang dilakukan penganutnya, termasuk mengimplementasikan toron oleh etnis Madura. Toron lahir dari sebuah proses interaksi sosial dalam ruang publik disertai berbagai ikatan normatif.

Berbagai motif tradisi toron warga Madura tercermin dari identitas sebagai seorang muslim. Mereka memiliki karakter kuat yang terbentuk dari toron, antara lain bercita-cita untuk naik haji dan mendapatkan predikat "haji", menghormati kyai (pemuka agama), menjunjung tinggi hari-hari besar keagamaan, mengapresiasi pendidikan agama, dan membangun musala atau langgar, sebagaimana tercatat dalam Anatomi Perilaku Bisnis: Dialektika Etika dengan Realitas.

Atas kuatnya ajaran Islam dalam setiap diri warga Madura, mereka yang sedang merantau selalu meluangkan waktu agar bisa pulang kampung (toron). Warga Madura yang merantau dan melakukan toron juga didorong dengan adanya motif lain, seperti keluarga meninggal dunia, acara pernikahan, dan kunjungan anggota keluarga ketika berangkat atau pulang ibadah haji. Meskipun motif bersifat tentatif, tetapi toron telah menjadi tradisi bagi setiap warga Madura. 

Biasanya, toron dirayakan secara meriah oleh warga Madura ketika hari besar Islam tiba, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Selain dua hari besar Islam tersebut, toron juga dilakukan ketika ada acara penghormatan atas kematian anggota keluarga dengan mengadakan tahlil pada beberapa waktu tertentu, yaitu hari ke-1 sampai ke-7, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari.

Bentuk-bentuk dan motif-motif seorang warga Madura melakukan toron sangat sakral. Tradisi ini merupakan sebuah ekspresi perilaku beragama dalam bingkai kultur yang terus hidup di kalangan mereka.

Dengan demikian tradisi toron yang dilakukan warga Madura menurut peneliti dalam uin-malang.ac.id merupakan hail dari sebuah konstruksi sosial disertai konstruksi agama dan budaya setempat. Tradisi toron juga dapat diartikan sebagai hasil interaksi sosial antar individu dalam sebuah komunitas berhubungan dengan nilai-nilai agama ataupun kearifan lokal yang berlaku sampai sekarang. Sampai saat ini, tradisi toron telah menjadi milik dan bagian dari kepribadian warga Madura.

Pilihan Editor: Tonton Karapan Sapi Tradisi Unik di Madura yang Terdaftar sebagai Warisan Budaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus