Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Malang - Presiden Joko Widodo menyambut kehadiran sineas muda yang kreatif memproduksi film. Seperti film karya YouTuber Bayu Skak berjudul Yowis Ben.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Senang ada sebuah film berbahasa Jawa Timur-an. Tapi ada terjemahan bahasa Indonesia. Jadi semua tahun alur ceritanya," kata Presiden Jokowi setelah menonton film di Studio 4 CinemaXX, Malang Town Square, Rabu malam, 28 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Film yang diproduksi di Malang ini menarik perhatian Jokowi. Ia menonton bersama sejumlah pejabat negara, sineas, dan pelaku industri perfilman, antara lain Pramono Anung, Muhadjir Effendy, dan Luna Maya.
"Film anak muda, wajib ditonton anak muda," ucap Jokowi sembari menuturkan alur ceritanya bagus dan memancing penonton untuk tertawa.
Selama dua tahun terakhir, produksi film dan jumlah penonton melonjak. "Terjadi lompatan jumlah penonton dan produksi film," ujarnya.
Gedung bioskop, kata dia, bertambah 50 persen. Produksi film juga melonjak sampai 40 persen dari sebelumnya 10 persen. "Lompatan besar dalam kurun waktu dua tahun ini sampai kekurangan kru film," ujarnya.
Untuk menjawab kebutuhan industri film, pemerintah tengah menyiapkan siswa SMK jurusan film dengan memperbaiki sarana dan prasarana serta guru yang memadai. Saat ini terdapat 120 SMK dengan jurusan film. Namun, untuk sementara, pemerintah akan merevitalisasi 18 SMK lebih dulu.
"Saya sudah minta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar diselesaikan." Film nasional, ucap dia, semakin banyak di bioskop. "Jumlah penonton bagus. Membuat film untung."
Penulis skenario sekaligus sutradara film Yowis Ben, Bayu Skak, mengaku bangga Presiden Jokowi datang menonton bareng filmnya.
Menurut dia, merilis film susah, apalagi berbahasa daerah Jawa. Jadi, ia mengaku bangga filmnya diapresiasi Presiden Jokowi. "Alhamdulillah berhasil. Seratus layar dan ditonton 980 ribu orang," tutur Bayu.
Film ini diluncurkan agar masyarakat tak melupakan bahasa ibu. Saat ini, ucap dia, bahasa Jawa mulai luntur. "Kita mulai melupakan bahasa dan budaya daerah," ujarnya.
Ia berharap ke depan bermunculan film berbahasa daerah dan ditayangkan di gedung bioskop, sehingga bisa mengenali teman dan budaya daerah lain.
Bayu akan membuat sekuel film Yowis Ben tahun depan. Saat ini, masih ada lima kota yang memutar film ini.
EKO WIDIANTO