Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pesawat Malaysia Dicegat TNI, Ini Reaksi Pemerintah Malaysia  

Menteri Pertahanan Malaysia mengaku pesawat Malaysia sudah biasa terbang di daerah yang berbatasan dengan Indonesia.

28 Juni 2016 | 13.21 WIB

Pesawat F-16 memiliki laju maksimum: at sea level: Mach 1.2 (915 mph, 1,470 km/h)dan At altitude: Mach 2+ (1,500 mph, 2,410 km/h). Pesawat TNI AU yang jatuh ini diangkut dari Blok 25 dan diuprade menjadi Block 521D. Wikipedia.org
Perbesar
Pesawat F-16 memiliki laju maksimum: at sea level: Mach 1.2 (915 mph, 1,470 km/h)dan At altitude: Mach 2+ (1,500 mph, 2,410 km/h). Pesawat TNI AU yang jatuh ini diangkut dari Blok 25 dan diuprade menjadi Block 521D. Wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Hishammudin berencana menemui Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu untuk menyampaikan protes atas pencegatan pesawat militer milik Malaysia oleh TNI Angkatan Udara beberapa hari lalu. "Saya akan sampaikan keprihatinan Malaysia pada masalah ini," ujar Hishammudin melalui siaran pers pada Senin, 27 Juni 2016.

Hishammudin mengatakan masalah pencegatan pesawat militer Malaysia oleh Indonesia akan dibahas secara terbuka dengan pemerintah Indonesia. Dia mengatakan Malaysia berhak menerbangkan pesawat militernya dan melakukan manuver udara di atas laut teritorial, perairan, dan kepulauan Indonesia untuk latihan penerbangan taktis dan penembakan senjata. Hal itu, menurut dia, diperbolehkan dalam perjanjian kedua negara. 

"Tapi hari ini saya menerima pesan pendek dari Kepala Royal Air Force Malaysia (RMAF) Tan Sri Roslan bin Saad mengenai insiden ini," ujarnya.

Hishammudin kemudian menceritakan kronologi kejadian yang bermula saat pesawat militer Malaysia terbang dari pangkalan udara Subang Air Force pukul 10.00 waktu setempat untuk misi pelatihan. Dia menjelaskan, penerbangan itu telah dijadwalkan oleh pihak Labuan Air Force Base. Kemudian, pada pukul 12.03, pesawat bernama Mega 207 RMAF dicegat oleh dua jet F-16 milik TNI-AU.

Pencegatan dilakukan tepat pada titik 24 mil dari Kepulauan Natuna, tepatnya pada ketinggian 23 ribu kaki sesuai dengan catatan Lalu Lintas Collision Avoidance System (TCAS). Pesawat militer Malaysia mencoba menghubungi kedua jet tempur milik Indonesia tersebut. "Tapi TNI-AU gagal memberikan respons," ucapnya.

Kedua pesawat TNI kemudian mencegat dan memaksa agar pilot pesawat militer Malaysia mendaratkan pesawat. Hishammudin mengatakan kejadian ini bukan permasalahan sepele. "Kami akan terus menggunakan jalur itu sesuai dengan ketentuan."

Pihak Malaysia mengklaim, terbang di wilayah perbatasan Indonesia adalah haknya. Karena itu, Hishammudin mengaku akan mengambil tindakan apa pun untuk merespons kejadian ini untuk mengembalikan rute penerbangan latihan mereka di atas kawasan Indonesia.

AVIT HIDAYAT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wahyu Dhyatmika

Wahyu Dhyatmika

Direktur Utama PT Info Media Digital. Anggota KONDISI (Kelompok Kerja Disinformasi di Indonesia).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus