INFO JABAR-Minimnya petani dengan usia muda berdampak pada rendahnya produktivitas pangan di Jawa Barat. Program Petani Milienial Juara hadir sebagai upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengatasi permasalahan itu.
Melalui program ini, generasi milenial tidak hanya dapat mengelola lahan pertanian saja. Akan tetapi, juga mencakup sektor peternakan, perikanan dan perkebunan.
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, komoditas yang bisa digarap oleh peserta program ini akan sangat bervariatif. Misalnya, untuk bidang pertanian di antaranya jagung, jahe, ubi-ubian hingga tanaman holtikultura. Adapun di sektor perkebunan adalah serahwangi, madu, dan jamur tiram.
"Selain itu, budidaya penggemukan domba, ayam boiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Di sektor perikanan, yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik," ujar Benni berdasarkan keterangan resmi Tim Humas Jabar.
Menariknya, yang akan menjadi nilai plus pada Program Petani Milenial Juara ini yaitu akan mengimplementasikan teknologi 4.0 sebagai dasar pembinaan. Dengan pemanfaatan kecanggihan ini, diharapkan produktivitas petani milenial dapat meningkat.
"Kami akan memanfaatkan teknologi digital science base agriculture, seperti drips irigation, e-fishery, dan fish finder. Selain itu, ada TALESA atau online digital desa," tuturnya.
Benny mengatakan, pihaknya berharap program ini dapat menjadi magnet bagi milenial di Jabar agar kelak mampu membawa perubahan di sektor pertanian. Terlebih, sejauh ini mayoritas profesi petani di Jabar sudah berusia 45 tahun.
Diketahui, dari jumlah petani di Jabar yang mencapai 3.250.825 orang berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 Badan Pusat Statistik, hanya 29 persen berusia 25-44. Artinya jumlah petani milenial hanya setara dengan 945.574 orang.
"Hal tersebut berdampak pada rendahnya produktivitas pangan di Jabar. Hampir 75 persen petani di Jabar sudah berusia 45 tahun," katanya.
Menurut Benny, minimnya generasi milenial yang memilih profesi sebagai petani tentunya memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jabar. Oleh karena itu, melalui program ini pihaknya berupaya menarik minat generasi milenial. Di mana Petani Milenial Juara bertujuan menumbuh kembangkan kewirausahaan muda pertanian di Jabar.
"Kami ingin menciptakan pertanian maju, mandiri, dan modern. Kemudian, program tersebut diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran sekaligus mengubah wajah pertanian menjadi pertanian modern dan berbasis teknologi," katanya.
Lebih lanjut, melalui program Petani Milenial Juara ini Pemprov Jabar pun akan memberikan sejumlah bantuan. Pertama adalah peminjaman lahan garapan seluas 2.000 meter persegi selama kurun waktu dua tahun.
Selain itu, Bantuan permodalan lewat skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun akan diberikan. Termasuk pendampingan penanaman dari para penyuluh pertanian di lapangan.
Menurut Benny, Pemprov Jabar juga akan mencari offtaker atau pembeli. Dengan begitu, petani muda dapat berkolaborasi dengan offtaker mengenai komoditas apa yang mesti dihasilkan. "Sudah dijamin pasarnya karena sudah ada Perjanjian Kerja Sama antara pelaku usaha sehingga komoditas akan disesuaikan dengan permintaan," katanya. (*)