Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Prabowo Subianto Salahkan Ajaran Seniornya di TNI

Prabowo Subianto menyalahkan sejumlah pembinanya di TNI saat memberi sambutan di acara halalbihalal purnawirawan TNI. Kenapa?

7 Mei 2025 | 05.00 WIB

Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato dalam acara halalbihalal dengan Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) pada Selasa 6 Mei 2025. Sumber: Youtube Sekretariat Presiden
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato dalam acara halalbihalal dengan Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) pada Selasa 6 Mei 2025. Sumber: Youtube Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menginginkan Indonesia dapat mencapai swasembada energi. Ia pun optimistis Indonesia tidak akan perlu lagi mengimpor bahan bakar minyak (BBM) di masa mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kita tidak mau jadi kacungnya bangsa lain. Kalau (ada) yang mau, silakan. Saya tidak mau,” kata Prabowo saat memberikan sambutan di acara halalbihalal Persatuan Purnawirawan TNI AD di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengenai sikapnya tersebut, Prabowo sekaligus menyalahkan sejumlah pembinanya di TNI seperti mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Penasihat Khusus Presiden Indonesia Bidang Politik dan Keamanan Wiranto, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan.

“Ini salah pembina-pembina saya yang mendidik saya. Salah Pak Tri, Pak Agung (Agung Gumelar). Ini abang-abang yang menanamkan semangat itu, jangan mau tunduk kepada bangsa lain,” kata Prabowo.

Pada kesempatan ini, Prabowo juga mengatakan TNI selalu dituduh menjadi diktator. Padahal TNI merupakan sosok yang ikut mensukseskan reformasi.

Mantan komandan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat ini mulanya tidak terima TNI dituduh menjadi diktator ketika memimpin sebuah negara. Menurut dia, dalam sejarah dunia, tidak ada tentara yang mundur dari politik. Namun, TNI justru mundur dari gerakan reformasi 1998. "Kami rela mundur," kata Prabowo. 

Gerakan Reformasi 1998 merupakan puncak dari berbagai demosntrasi mahasiswa dan masyarakat yang menuntut perubahan di Indonesia di ujung periode pemerintahan Orde Baru. Gerakan itu berhasil memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998. 

Tuntutan gerakan reformasi 1998 ini di antaranya memberantas korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) serta menghapus dwi fungsi ABRI, yaitu peran ganda militer dalam pemerintahan.

Saat reformasi bergulir, Prabowo menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Lewat Tim Mawar –tim khusus yang dibentuk oleh anggota Kopassus pada Juli 1997— menantu Presiden Suharto itu dituduh terlibat dalam penculikan aktivis di masa itu.

Pilihan Editor: Jaya Tim Mawar di Era Jokowi

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus