Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Priyo Budi Santoso akhirnya resmi menjadi Sekretaris Jenderal Partai Berkarya. Priyo meninggalkan Partai Golkar yang telah lama membesarkan namanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan Priyo meninggalkan Golkar, karena dirinya menganggap Berkarya dipimpin langsung oleh keturunan trah mantan presiden Soeharto, yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Partai berkarya ini murni dipimpin oleh trah Soeharto. Ini yang ikut menghipnotis saya,” kata Priyo mengungkapkan alasannya masuk ke Berkarya di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Kamis, 12 Maret 2018.
Selain itu, Priyo menganggap keputusannya meninggalkan Golkar adalah takdir sejarah. Dia menganggap mendapatkan kehormatan mendapatkan tawaran langsung masuk partai Berkarya oleh Tommy, yang menjabat ketua umum partai itu.
Priyo mengatakan telah diminta masuk ke Berkarya sejak dua pekan lalu. Namun, baru Jumat pekan kemarin dia resmi bergabung. Bahkan, sebelum menyatakan resmi bergabung, Priyo meminta waktu selama empat hari untuk merenung. “Beliau (Tommy) mempersilakan untuk berpikir, menimbang dan salat istikharah,” ujarnya.
Menurut dia, memang tidak mudah meninggalkan Golkar setelah 17 tahun dia berada di partai tersebut. Apalagi, Priyo pernah menempati posisi sentral di tubuh Golkar, dengan menjabat sebagai wakil ketua umumnya. “Saya ikut membesarkan partai Golkar. Saya kemarin kalah bertarung pada zaman Munas (Musyawarah Golkar di Bali) termasuk dengan Airlangga (Ketum Golkar saat ini).”
Priyo Budi Santoso menuturkan antara Golkar dan Berkarya hampir tidak ada perbedaan dalam platform partai. Namun, kata dia, ada perbedaan tipis sehingga hatinya mau berlabuh ke Berkarya, karena melihat figur Tommy Soeharto sebagai komandan tertingginya. “Yang menjadi pertimbangan utama saya memutuskan pindah ke Berkarya untuk mendampingi putra bungsu Pak Harto,” ujarnya.