Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Profil Edy Mulyadi yang Hujat Lokasi Ibu Kota Negara, Pernah Ikut Pileg

Edy Mulyadi yang menghujat lokasi ibu kota negara sempat terjun ke politik praktis dengan mengikuti pemilihan legislatif pada 2019.

24 Januari 2022 | 12.15 WIB

Sekretaris Jenderal GNPF Ulama, Edy Mulyadi, melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Badan Reserse Kriminal Polri pada Kamis, 21 November 2019. TEMPO/Andita Rahma
Perbesar
Sekretaris Jenderal GNPF Ulama, Edy Mulyadi, melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Badan Reserse Kriminal Polri pada Kamis, 21 November 2019. TEMPO/Andita Rahma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Edy Mulyadi kembali ramai menjadi perbincangan. Kali ini video yang ia buat bersama sejumlah orang yang mengomentari lokasi ibu kota negara di Kalimantan Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Video tersebut tersebar luas karena Edy dinilai telah menghina warga Kalimantan. Dalam video berdurasi 57 detik, Edy menyampaikan kritik yang kurang pantas soal ibu kota negara yang akan pindah ke Kalimantan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebut lokasi ibu kota baru merupakan tempat jin buang anak dan hanya makhluk astral saja yang ingin membeli rumah di ibu kota negara.

Terkait informasi tentang profil Edy Mulyadi berikut, merupakan informasi yang berhasil Tempo olah dari berbagai sumber.

Dari hasil pencarian, Edy Mulyadi merupakan jurnalis yang terdaftar dalam keanggotaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sejak 22 Mei 1995. Ia saat ini bekerja untuk portal berita Forum News Network (FNN).

Sebelum bekerja di FNN, ia memulai karir jurnalistiknya di surat kabar Harian Neraca. Pada 2014 ia pernah menjadi kontributor kolom Kompasiana. Dalam keterangan profilnya, ia menuliskan dirinya seorang jurnalis, media trainer, dan konsultan kehumasan.

Edy sempat terjun ke dunia politik praktis pada 2019. Ia pernah mencoba menjadi anggota DPR RI melalui perantara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Dapil Jakarta 3. Namun, suara yang ia peroleh belum dapat membawanya ke gedung parlemen di Senayan.

Belum lama ini, Edy Mulyadi sempat dipanggil Bareskrim untuk menjelaskan soal kasus penembakan Laskar FPI di ruas tol Jakarta-Cikampek. Ia disebut membuat video investigasi soal penembakan Laskar FPI dan sempat mewawancarai saksi-saksi di lokasi kejadian.  

MIRZA BAGASKARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus