Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengatakan penyebab gempa kemungkinan akibat asosiasi dari aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama PVMBG Agung Pribadi mengatakan kesimpulan ini diambil setelah menganalisis lokasi pusat guncangan dan kedalamannya.
Pusat guncangan terletak pada koordinat 104.58 derajat BT dan 7.54 derajat LS, dengan magnitudo 7,4 pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 137 kilometer barat daya Sumur, Banten. Sedangkan informasi dari Unites States Geological Survey (USGS) mencatat gempa bumi pada koordinat 104.806 derajat BT dan 7.29 derajat LS dengan magnitudo 6,8 pada kedalaman 42,8 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pusat gempa berada di laut. Wilayah yang berdekatan dengan pusat guncangan adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan berumur Kuarter serta batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak dapat bersifat memperkuat efek guncangan.
Pos PGA Gunung Anak Krakatau di Pasauran di sekitar Pantai Carita dilaporkan tidak ada kerusakan, dan guncangan terasa pada skala II-III MMI. Penduduk sekitar mengungsi ke arah bukit atau menjauhi pantai. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan.
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Selain itu, diimbau tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat diharapkan agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini