Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur atau PWNU Jatim Abdussalam Shohib berharap polisi secepatnya bergerak mengusut kasus percobaan pembakaran gedung Majelis Wilayah Cabang NU Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep.
Sebab, kata pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Jombang, itu di tahun politik seperti ini sesuatu yang sederhana bisa menimbulkan masalah berkepanjangan. “Juga agar masyarakat bisa tenang, nyaman dan tenteram, tidak timbul rasa saling curiga,” kata Abdusaalam saat dihubungi, Ahad, 7 Mei 2023.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, KH. A. Panji Taufiq membenarkan ada upaya percobaan pembakaran oleh orang tak dikenal pada gedung MWCNU Kecamatan Lenteng.
Menurut dia pelaku memang tidak membakar gedungnya langsung, namun menyulut kayu-kayu sisa-sisa material bahan bangunan yang ditumpuk di belakang kantor. NU Kecamatan Lenteng, kata Panji, meski telah memulai membangun kantor secara bertahap sejak tiga tahun lalu, namun belum sempurna betul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehingga sisa-sisa material bahan bangunan, termasuk kayu, masih dikumpulkan untuk melanjutkan pembangunan gedung tersebut di kemudian hari. “Karena kayu-kayu yang dibakar itu kami taruh mepet di tembok gedung MWC, maka kami curiga ini upaya teror,” kata Panji pada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panji menuturkan upaya percobaan pembakaran itu telah dua kali dilakukan. Pertama pada Ahad dini hari, 23 April 2023. Saat itu, pelaku membakar kayu-kayu yang diletakkan di depan sebelah kiri kantor. Api berhasil dipadamkan oleh pengurus MWC yang kebetulan tidur di kantor baru tersebut.
Sedangkan upaya kedua terjadi pada Jumat dini hari, 5 Mei 2023. Beruntung api tidak sampai menyulut gedung karena segera dapat dipadamkan oleh petugas pemadam. Menurut Panji dua peristiwa itu polanya mirip, yaitu dilakukan saat dini hari.
Panji menuturkan tidak ada gangguan-gangguan sebelumnya ke MWCNU Lenteng. Sehingga ia heran tiba-tiba ada upaya membakar gedung. “Kami tidak punya masalah dengan warga sekitar, kami ini hanya orang desa yang rukun,” tutur dia.
MWCNU Lenteng sebenarnya telah melaporkan peristiwa pembakaran pertama pada kepolisian sektor setempat. Namun, tidak ada tindak lanjut hingga terjadi pembakaran kedua. Baru setelah peristiwa kedua kalinya itu polisi turun melakukan olah tempat kejadian perkara.
Pilihan Editor: PBNU dan PP Muhammadiyah Angkat Bicara Soal Jokowi Larang Buka Puasa Bersama