Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana menjadikan pencak silat sebagai kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) wajib di sekolah. Rencana ini disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat mendampingi Gubernur Pramono Anung melayat ke Taman Mini Indonesia Indah tempat Bapak Pencak Silat Eddie Marzuki Nalapraya disemayamkan pada Selasa, 13 Mei 2025. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Rani Mauliani, meminta agar rencana tersebut dikaji dengan matang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua DPRD Jakarta Fraksi Gerindra, Rani Mauliani, meminta Pemprov Jakarta mengkaji secara matang rencana menjadikan pencak silat sebagai kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) wajib di sekolah. Ia menilai, kegiatan tambahan seperti ekskul sebaiknya disesuaikan dengan minat siswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pencak silat memang budaya yang patut dilestarikan, tapi menjadikannya ekskul wajib perlu pertimbangan matang. Sebaiknya tetap disesuaikan dengan minat siswa,” ujar Rani seperti dikutip dari laman resmi Gerindra pada Ahad, 18 Mei 2025.
Menurut Rani, pencak silat memiliki nilai historis yang tinggi dan perlu dirancang secara serius jika ingin diwajibkan di sekolah. Oleh sebab itu ia mengingatkan agar program yang hendak dijalankan Pemprov Jakarta tidak terkesan dipaksakan atau dijalankan tanpa persiapan yang memadai
“Jangan sampai karena kurang persiapan, implementasinya malah terkesan asal-asalan. Sayang kalau sudah jalan tapi tidak jelas kedepannya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti potensi pencak silat untuk membuka lapangan kerja baru bagi para pelatih. Namun, Rani menegaskan pentingnya perencanaan yang solid agar para pelatih tidak kecewa di kemudian hari. “Pelatih pencak silat tentu berharap ada kepastian. Tapi jangan sampai ini hanya janji tanpa realisasi. Untuk SDM bisa kita rekrut dari sanggar-sanggar pencak silat di Jakarta,” ujarnya.
Sebagai Koordinator Komisi E DPRD Jakarta, Rani juga menyarankan agar ekskul wajib tetap difokuskan pada kegiatan yang sudah terbukti membentuk karakter siswa, seperti Pramuka dan upacara bendera. “Saya pribadi lebih mendukung penguatan Pramuka dan upacara bendera sebagai kegiatan wajib. Kegiatan ini membentuk disiplin dan kepedulian siswa nilai-nilai yang mulai luntur di kalangan pelajar kita,” kata Rani.
Rencana Pemprov Jakarta menjadikan pencak silat sebagai ekskul wajib itu merupakan bentuk penghormatan kepada Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya selaku bapak pencak silat dunia yang berpulang pada Selasa, 13 Mei lalu.
Ia dikenal memiliki peran penting dalam mengangkat pencak silat ke pentas internasional, khususnya ketika bersama Gubernur Jakarta saat itu, R. Soeprapto, ia mendorong pencak silat dipertandingkan di tingkat internasional melalui 1st International Invitation of Pencak Silat. Hingga kemudian pada 1987, ajang tersebut berganti nama menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat.
Rencana menjadikan pencak silat sebagai ekskul wajib sebelumnya disampaikan oleh Wakil Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno saat melayat ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, tempat almarhum disemayamkan sebelum dimakamkan.
Rano Karno menyampaikan, sebelum meninggal, almarhum Eddie sempat menyampaikan harapan agar pencak silat menjadi ekstrakurikuler. “Beliau sangat berharap, maka itu mungkin kita akan mewajibkan ekstrakurikuler pencak silat masuk di sekolah-sekolah, agar menjadi olahraga pilihan untuk anak-anak kita,” kata Rano.
Kendati demikian, Rano mengatakan bukan berarti nantinya beladiri lainnya akan dilarang. Namun, pencak silat nantinya harus ada untuk menjadi pilihan kegiatan anak-anak di sekolah dengan tujuan menjaga kebudayaan Jakarta supaya tidak hilang, melalui filosofi pencak silat.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jakarta Pramono Anung turut berbagi cerita bagaimana dirinya mengenang sosok almarhum, yang juga mantan wakil gubernur Jakarta periode 1982-1987. Ia menyebut almarhum sebagai sosok yang hangat. “Saya dua bulan yang lalu bersama Bang Doel diterima beliau di kediamannya, di Puncak, dan saya merasakan kehangatan, sebuah harapan, silaturahmi yang mendalam,” ujarnya.
Mantan Wakil Gubernur Jakarta periode 1982-1987 sekaligus tokoh pencak silat, Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya meninggal pada Selasa di RSPI Pondok Indah, Jakarta Selatan dalam usia 93 tahun.
Jenazah Mayjen Eddie disemayamkan di Padepokan Pencak Silat TMII pada pukul 13.00 untuk kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.