Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Riezky Aprilia meyakini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak berniat menggantikan dirinya dengan Harun Masiku. Ia mengatakan sebagai sesama perempuan tak mungkin ada niatan seperti itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Enggak ada lah. Partai ini kan Ibu Ketua Umumnya itu perempuan, saya perempuan, Ketua DPR perempuan (Puan Maharani, Anak Mega), semua perempuan. Masa (disuruh mundur), ya enggak lah," kata Riezky seusai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Riezky mengatakan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga tak pernah memintanya mundur. "Enggak ada, enggak ada," kata dia.
KPK memeriksa Riezky dalam kasus suap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Ia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka penyuap Wahyu, Harun Masiku. Harun diduga menyuap Wahyu Rp 900 juta untuk memuluskan jalannya menjadi anggota DPR lewat jalur pergantian antarwaktu.
Riezky dan Harun adalah calon legislatif PDIP yang sama-sama berasal dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I. Di daerah pemilihan itu pada Pemilu 2019, caleg PDIP Nazarudin Kiemas mendapatkan satu kursi di DPR. Namun, ia meninggal pada Maret 2019.
Sebagai pengganti Nazarudin, KPU menetapkan Riezky Aprilia yang mendapatkan suara kedua terbanyak dengan 44.402 suara. Penetapan ini sesuai dengan Peraturan KPU
Namun, PDIP menginginkan agar suara yang diperoleh Nazarudin dialihkan ke Harun yang hanya mendapatkan 5.878 suara. PDIP sampai tiga kali mengirimkan surat ke KPU untuk mengalihkan suara Nazarudin ke Harun. Surat permohonan ditandatangani oleh Megawati dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
Meski adanya surat permohonan itu, KPU kukuh menetapkan Riezky untuk menggantikan Nazarudin. KPK menduga Harun menyuap Wahyu untuk mengubah keputusan KPU tersebut dan melancarkan jalannya ke DPR.
Riezky Aprilia berdalih tidak tahu soal pergantian antarwaktu yang diupayakan oleh partainya. "Bagaimana mau mundur, suara saya tertinggi di PDIP Sumatera selatan. Alhamdulillah amanat partai saya jalankan," kata dia.