Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Seniman Butet Kartaredjasa Titip Dua Pesan Berbeda untuk Prabowo dan Jokowi

Butet menegaskan, meski sudah berganti rezim pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo, ia akan konsisten untuk menyuarakan kebenaran melalui karya seni.

20 Oktober 2024 | 11.37 WIB

Presiden Joko Widodo melambaikan tangan kepada warga dari dalam mobil saat keluar dari komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2024. Jokowi meninggalkan Istana untuk menuju lokasi upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Gedung DPR/MPR. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Presiden Joko Widodo melambaikan tangan kepada warga dari dalam mobil saat keluar dari komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2024. Jokowi meninggalkan Istana untuk menuju lokasi upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Gedung DPR/MPR. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Butet Kartaredjasa menyampaikan dua pesan berbeda untuk Presiden 2024-2029 Prabowo Subianto dan Presiden periode 2014-2024 Joko Widodo sehari sebelum pelantikan hari ini, Ahad, 20 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Ya (pesannya) seperti judul pameran ini, eling lan waspodo,” kata Butet di sela-sela pameran tunggalnya di TONYRAKA Art Gallery di Ubud, Bali yang mengangkat tema: ‘Eling Lan Waspada’ pada Sabtu malam, 19 Oktober 2024, dalam keterangan tertulisnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eling lan waspada adalah diksi terkenal dari pujangga Mataram Ronggowarsito yang bermakna agar orang selalu ingat dan waspada agar tak terjerumus dalam sebuah situasi yang tak diinginkan. Saat ditanya awak media apakah ada pesan untuk Presiden Joko Widodo, Butet menyinggung pengkhianatan Jokowi

"Kalau orang berkhianat, maka akan sampai ke titik nadir secara tragis dengan juga dikhianati,” ujar Butet.

Butet menegaskan, meski sudah berganti rezim pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo, ia akan konsisten untuk menyuarakan kebenaran melalui karya-karya seninya.

Dia pun menepis bahwa pameran tunggal yang diadakan ini sengaja dibuat dalam momen jelang pelantikan Prabowo-Gibran. “Enggak, karena jadwal gedung ini kosongnya ya pas tanggal itu,” ujarnya. 

Dia memaparkan pameran tunggalnya di Bali ini adalah kali kedua. Pameran sebelumnya  diadakan di Galeri Nasional, Jakarta, April kemarin, dengan tema Melik Nggendong Lali. “Kali ini pameran di TONYRAKA Art Galler di Ubud, Bali. Temanya Eling lan waspodo. Jadi ini seperti episode kedua dari tema pameran saya,” ujarnya.

Butet juga menjelaskan makna dibalik tema dalam sekuel kedua pamerannya kali ini. Melik Nggendong Lali artinya orang yang sangat bernafsu untuk berkuasa. “Menguasai tahta, menguasai harta. Orang itu berkecederungan lupa,” kata Butet.

Menurut Butet, ketika orang sudah tidak bisa diingatkan lagi ada peringatan dari leluhur orang Jawa, yakni Eling lan Waspda atau ingat dan sadarlah. 

“Artinya itu seperti ancaman kamu bisa dikutuk oleh alam. Kalau abai pada kewaspadaan. Kalau kamu tidak ingat. Nah kira-kira tema-tema lukisan saya ini disemangati oleh situasi seperti yang saya jadikan judul dalam pameran saya kali ini,” kata Butet.

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus