Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Sorot Balik Kontroversial Viktor Laiskodat selain Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Masuk sekolah jam 5 pagi salah satu dari kontroversial sejak Gubernur NTT Viktor Laiskodat dilantik pada 2018

2 Maret 2023 | 15.47 WIB

Viktor Bungtilu Laiskodat. ANTARA
Perbesar
Viktor Bungtilu Laiskodat. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 Wita yang diusulkan Gubernur Nusa Tenggara Timur atau NTT Viktor Laiskodat tak ada hubungan dengan pembentukan disiplin dan etos kerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pengamat pendidikan Edi Subkhan mengatakan, alasan masuk sekolah pada jam subuh itu tidak berbasis kajian ilmiah. "Kebijakan tersebut cukup konyol, karena tidak ada kajian akademik yang dijadikan dasar, hanya berdasarkan opini pribadi saja yang karena posisi politiknya maka cenderung diiyakan saja oleh bawahan," katanya kepada Tempo, Kamis, 2 Maret 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Edi, alasan membentuk disiplin dan etos kerja tidak kompatibel dengan kebutuhan dunia kerja masyarakat pada abad 21. Saat ini yang ditekankan, yaitu kreativitas, daya inovasi, pemecah masalah, dan kolaborasi.

Kontroversi Gubernur NTT Viktor Laiskodat

1. Mengancam ingin mematahkan kaki mafia trafficking

Pada 2018, saat baru menjabat sebagai Gubernur NTT, Viktor Laiskodat sempat mengeluarkan pernyataan kontroversi. Dia mengancam akan mematahkan kaki pelaku perdagangan orang atau human trafficking. 

"Saya minta aparat keamanan untuk patahkan kaki para pelaku perdagangan orang, dan berikan ke Gubernur. Nanti Gubernur yang kasih uang," kata Viktor Laiskodat saat pidato perdana di Gedung DPRD NTT, Senin, 10 September 2018.

Pernyataan tersebut disampaikan Victor, lantaran masalah mafia trafficking di NTT. Masalah perdagangan manusia modus baru perbudakan di NTT. Menurut dia, moratorium wajib dilakukan, karena tiap tahun angka kematian TKI yang dikirim pulang terus mengalami peningkatan.

2. Pernyataan Victor soal meningkatnya kasus kematian PMI asal NTT

Pada Desember 2019, angka kematian Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTT di Malaysia mencapai 117 orang.

"Ya pastilah, nanti akan banyak lagi TKI kita yang meninggal. Ini kan akibat dari kirim TKI secara ilegal pada masa lalu. Nah, jadi kalau dia meninggal di sana ya kita siap kubur saja, mau apa lagi?" katanya dikutip dari Antara.

Pernyataan ini ditanggapi berbagai pihak, salah satunya Emmy Sahertian, pendeta yang aktif terhadap masalah human trafficking. Menurut Emmy, pernyataan Victor telah menunjukkan, Pemerintah NTT telah putus asa menangani masalah pekerja migran yang meninggal.

3. Dianggap berwacana belaka

Setelah satu tahun Victor menjabat Gubernur NTT banyak tanggapan. Misalnya, berbagai program yang direncanakan Victor bersama wakilnya saat kampanye dianggap hanya sebuah narasi atau wacana belaka.

Menurut pengamat pertanian Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Zet Malelak, Victor dan wakilnya tidak mempunyai visi misi dan perencanaan membangun NTT seperti yang telah dijanjikan saat kampanye dan dilantik, "Baru kali ini NTT dipimpin oleh para pemimpin yang hanya bisa berwacana saja," kata Zet dikutip dari Antara.

Zet memberi contoh, program tanam kelor tak ada kemajuannya. Pascamoratorium tambang, Victor dianggap hanya berfokus evaluasi regulasi semata yang memberi celah industri untuk tetap mengeruk NTT.

4. Mau mengubah cara berpikir aparatur

Pada Desember 2022, Viktor Laiskodat sempat mengatakan tidak memiliki niat maju sebagai calon Gubernur NTT dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 2024.

"Saya lebih memilih ke Jakarta untuk mengubah cara berpikir aparatur agar sistem pemilihan kepala daerah secara langsung seperti yang dilakukan selama ini bisa diubah sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi lebih nyata," kata Viktor dikutip dari Antara.

Menurut dia, ketika calon sudah terpilih sebagai gubernur dan bupati maupun wali kota sudah masuk dalam sistem pemerintahan, jika tidak bekerja maksimal harus diganti. "Kalau kerjanya tidak benar maka harus diganti karena sudah tidak layak lagi untuk menjadi pemimpin, cara seperti ini yang harus kita lakukan," katanya.

ANTARA | TIM TEMPO

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus