Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Surya Paloh: Nilai Syariat Islam Saya Tak Sebanding dengan Jokowi

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan testimoni pribadinya soal keislaman Jokowi.

4 Maret 2019 | 11.15 WIB

Presiden Joko Widodo saat menerima Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Teras Belakang Istana Merdeka, Jakarta, 22 November 2016. Jokowi juga sudah lebih dulu mengundang Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto makan siang di Istana. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Presiden Joko Widodo saat menerima Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Teras Belakang Istana Merdeka, Jakarta, 22 November 2016. Jokowi juga sudah lebih dulu mengundang Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto makan siang di Istana. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, menyampaikan testimoni pribadinya soal keislaman calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi di hadapan ribuan anggota Pakatan Relawan Melayu di The Sultan Convention Center, Palembang, Ahad, 3 Maret 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Testimoni ini ia sampaikan saat memberikan kata sambutan dalam acara deklarasi dukungan kelompok Pakatan Relawan Melayu untuk Jokowi - Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019.

"Dengan latar belakang keluarga saya yang seluruhnya muslim dan muslimah, saya ingin menyatakan sejujurnya bahwa nilai-nilai syariat dalam diri saya tidaklah sebanding dengan apa yang dijalankan oleh seorang Jokowi," kata Paloh di hadapan ribuan anggota Pakatan Relawan Melayu itu.

Paloh lalu berkisah saat Jokowi dua kali mengunjunginya di kantor partai NasDem dan di kediaman pribadinya. Dalam dua kunjungan itu, Paloh menceritakan, Jokowi selalu mohon izin untuk mendirikan shalat begitu adzan berkumandang.

"Untung ada kamar dan sajadah yang bisa kami siapkan. Kalau saja saya tidak siap dengan kamar dan sajadah itu, betapa malunya saya saat seorang presiden meminta izin untuk shalat. Dan itulah seorang Jokowi," tutur Paloh.

Paloh juga berujar ia merasa iba dengan Jokowi yang kerap dituduh sebagai sosok yang anti Islam dan penista agama. Menurut Paloh, siapapun yang berpikiran bahwa Jokowi adalah sosok anti-Islam telah berburuk sangka karena terprovokasi atau terkena hasutan.

"Jadi, kalau ada yang menyatakan Jokowi itu anti-Islam, Jokowi itu penista agama, orang yang pertama kali mengurut dada dan bilang 'Astaghfirullahalazim, kasian dia, berikanlah pengampunan pada mereka' adalah saya," ujar Paloh.

Oleh karena itu, Paloh meminta agar para relawan yang telah mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi menjelaskan nilai-nilai keislaman Jokowi kepada masyarakat. Menurut Paloh, sudah seharusnya para relawan menjelaskan apa yang benar dan apa yang salah tentang Jokowi kepada masyarakat.

"Testimoni ini perlu saudara ketahui, dan yang berbicara ini bukan orang yang asal bapak senang, itu bukan seorang Surya. Tapi saya katakan sejujurnya dan memang ini apa adanya," tutur Surya Paloh.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus