Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tan Malaka, seorang tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan perumusan Republik Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perannya sebagai pemikir dan revolusioner telah menginspirasi banyak orang dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu karya yang menggambarkan perjalanan hidup dan pemikiran Tan Malaka adalah buku berjudul Dari Penjara ke Penjara. Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang pengalaman pribadinya, perjuangannya dalam mencapai kemerdekaan, dan pandangannya terhadap politik dan sosial di masa itu.
Dalam buku tersebut, Tan Malaka mengungkapkan betapa pentingnya kesadaran politik dan persatuan dalam mencapai tujuan kemerdekaan.
Menurut resensi buku Tan Malaka: Dari Penjara ke Penjara yang dipublikasikan di ResearchGate, karya ini memberikan gambaran yang kuat tentang perjalanan hidup dan pemikiran Tan Malaka. Buku ini mengungkapkan betapa gigih dan berani Tan Malaka dalam melawan penjajahan, meskipun ia sering kali dipenjara dan menghadapi berbagai rintangan.
Tan Malaka dikenang sebagai "Bapak Republik Indonesia" karena pemikirannya yang sangat dihargai oleh para pemimpin perjuangan, seperti Sukarno dan Mohammad Hatta. Mereka mengadopsi banyak konsep dan ide dari pemikiran Tan Malaka dalam merumuskan dasar-dasar negara Indonesia.
Pemikiran-pemikiran Tan Malaka yang terangkum dalam karyanya dan pengaruhnya terhadap para pemimpin revolusi telah menjadi pijakan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Ia mendorong semangat perlawanan rakyat dan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mencapai kemerdekaan.
Kontribusi Tan Malaka tidak hanya terbatas pada pemikiran dan teori, tetapi juga terlihat dalam tindakan nyata. Ia aktif terlibat dalam kegiatan organisasi politik dan mendirikan partai politik, seperti Partai Murba yang bertujuan untuk melawan penjajahan dan mengadvokasi hak-hak rakyat.
Peran Tan Malaka dalam kemerdekaan Indonesia juga tidak dapat diabaikan. Ia adalah salah satu pendiri dan anggota aktif Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berjuang untuk keadilan sosial dan persamaan di masa penjajahan Belanda. Ia juga terlibat dalam Konferensi Meja Bundar yang membahas masa depan Indonesia setelah penjajahan. Kemudian, ia menyatakan keluar dari PKI pada 1921.
Seiring berjalannya waktu, warisan Tan Malaka tetap hidup dalam perjuangan dan semangat para pemimpin dan rakyat Indonesia. Pemikirannya yang kritis, semangat perjuangannya, dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan penjajahan Belanda menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Dengan melihat kontribusinya yang luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan, Tan Malaka adalah seorang pahlawan nasional yang telah memberikan sumbangsih yang berharga bagi kemerdekaan dan kebangkitan Indonesia.
Pemikirannya yang tajam dan tekadnya yang kuat mewariskan pesan penting bahwa perjuangan dan kesatuan adalah kunci keberhasilan dalam mencapai kemerdekaan.
Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963. Namun, diberitakan Tempo pada 10 September 2009, nama Tan Malaka sebagai pahlawan nasional kurang dikenal karena kebijakan rezim orde baru yang dianggap sebagai antek komunis.
Pilihan Editor: Mengingat Tan Malaka, Pahlawan yang Terlupakan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.