Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Ferry Juliantono mengatakan Jawa Tengah tak lagi relevan disebut sebagai kandang banteng atau basis suara kubu Jokowi - Ma'ruf. Pernyataan itu disampaikan Ferry menanggapi rencana pemindahan markas BPN ke Jawa Tengah pada Januari mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pilgub Jawa Tengah kemarin Ganjar Pranowo menangnya cuma 57 persen, beda kalau Ganjar menangnya 70 atau 80 persen, itu boleh dibilang kandang banteng," kata Ferry di posko BPN, Jakarta Selatan, Jumat, 14 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ferry mengatakan optimistis kubu Prabowo dapat mendulang suara di Jawa Tengah berkaca pada pemilihan gubernur Jawa Tengah 2018. Saat itu, partai Prabowo Subianto, Partai Gerindra, mengusung pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah bersama dengan PAN, PKS dan PKB.
Dalam pilgub Jateng 2018, pasangan Sudirman-Ida kalah dengan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP, PPP, Partai Nasdem dan Partai Demokrat. Sudirman-Ida mendapatkan persentase suara 41,22 persen dan Ganjar-Taj Yasin mendapatkan persentase suara 58,78 persen.
Ferry mengatakan ada pertukaran partai antara kedua kubu di pilgub Jateng 2018 dan pilpres 2019. Dua partai yang bertukar dukungan itu adalah PKB dan Demokrat. "Dulu (Pilgub Jateng) Partai Demokrat juga mendukung Pak Ganjar, tapi sekarang Partai Demokrat mendukung kita. Gimana hayo?" ujarnya.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin sebelumnya menilai suara Sudirman-Ida bisa sedemikian tinggi di Jawa Tengah lantaran faktor Ida Fauziyah yang diusung PKB. Pada pilpres kali ini, PKB berada di kubu Jokowi-Ma'ruf. "Kemarin itu suara Sudirman Said besar karena ada Ida Fauziah. Ida Fauziah itu kan didukung PKB," ujarnya.