Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Tokoh Buruh Muchtar Pakpahan Wafat: Melawan Soeharto hingga Bikin Partai

Tokoh buruh Muchtar Pakpahan meninggal pada Ahad malam, 21 Maret 2021 di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta Pusat.

22 Maret 2021 | 10.26 WIB

Muchtar Pakpahan. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Muchtar Pakpahan. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh buruh Muchtar Pakpahan meninggal pada Ahad malam, 21 Maret 2021 di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta Pusat. Mochtar berpulang di usianya yang ke 67 tahun. "Menurut info karena kanker," kata Preisden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea ketika dihubungi, Senin, 22 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Andi Gani pun menyampaikan dukacita atas meninggalnya Muchtar Pakpahan. "Saya menyampaikan duka mendalam atas wafatnya senior tokoh buruh," kata Andi Gani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Dedi Hardianto mengatakan jenazah Muchtar kini disemayamkan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta Pusat.

Muchtar Pakpahan merupakan Ketua Umum SBSI periode 2018-2022. Merujuk situs resmi SBSI, Muchtar lahir di Bah Jambi II, Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara pada 21 Desember 1953.

Dia merupakan tokoh yang mendirikan serikat buruh independen pertama di Indonesia. Muchtar mendirikan SBSI pada saat rezim Orde Baru hanya mengizinkan satu serikat buruh, yakni SPSI.

Ia pernah menjabat sebagai anggota Governing Body ILO mewakili Asia dan Vice President World Confederation of Labor, ILO. Pada 2003, dia meninggalkan serikat buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat.

Namun pada 2010, Muchtar meninggalkan partai dan memilih fokus di kantor pengacara Muchtar Pakpahan Associates dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia.

Muchtar Pakpahan pernah menjadi tahanan politik di era Presiden Soeharto karena disertasi dan buku tulisannya berjudul "Potret Negara Indonesia". Buku tersebut mendorong gagasan reformasi untuk mengatasi berbagai masalah di Indonesia, yang dinilai Soeharto melanggar undang-undang.

Pada 25 Mei 1998, setelah Soeharto lengser, Muchtar Pakpahan mendapatkan amnesti dan abolisi dari Presiden Habibie.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan Muchtar Pakpahan adalah tokoh buruh yang peduli terhadap kaum buruh dan rakyat kecil. Iqbal menyebut Muchtar berkali-kali dipenjara dan hendak dibunuh, tetapi kecintaannya kepada kaum buruh tidak surut. "Buruh Indonesia sangat berdukacita atas meninggalnya Bang Muchtar," kata Iqbal dalam keterangannya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus