Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mewisuda 1.254 lulusan sarjana dan sarjana terapan atau D4. Dari jumlah tersebut, 1.201 orang merupakan lulusan program sarjana, termasuk satu orang wisudawan berasal dari warga negara asing, 53 lulusan program sarjana terapan, dan 38 lulusan dari periode sebelumnya yang mengikuti prosesi wisuda periode ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rektor UGM Ova Emilia menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan yang telah berhasil meraih gelar akademis. Menurut dia, gelar akademik yang disandang dari kampus UGM bisa menjadi langkah awal untuk turut berkontribusi dalam memajukan pembangunan bangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Teruslah menjadi sosok pembelajar sepanjang hayat. Tingkatkan kemampuan dan kapasitas diri di manapun Saudara sekalian berada. Jagalah nama baik serta rasa cinta terhadap almamater karena di sanalah keluarga besar Universitas Gadjah Mada kita bentuk bersama,” kata Rektor UGM, Rabu, 24 Mei di Grha Sabha Pramana.
Pada wisuda kali ini wisudawan penerima beasiswa Bidik Misi atau Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) sebanyak 182 orang. Lalu, rerata masa studi lulusan program sarjana periode ini adalah 4 tahun 2 bulan dan waktu tercepat diraih oleh Luthfiana Nur Rofifah dan Marya Angelika Aventa Mese. Keduanya berasal dari program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM dengan masa studi dalam waktu 3 tahun 4 bulan 28 hari.
Usia rata-rata lulusan program sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda program sarjana diraih oleh Nur Nisrina Hanif Rifda dari program studi psikologi dengan usia 19 tahun 10 bulan 12 hari.
Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan program sarjana periode ini adalah 3,54. Pada periode ini terdapat enam lulusan program sarjana dengan IPK tertinggi, satu di antaranya adalah Rosyida Wenindita Hanum dari program studi kedokteran dengan IPK 4,00 sekaligus berpredikat pujian.
Rerata masa studi lulusan program sarjana terapan adalah 4 tahun 6 bulan dan waktu studi tercepat diraih oleh Ardini Ratnasari dari program studi Manajemen dan Penilaian Properti Sekolah Vokasi yang menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 8 bulan 5 hari.
Usia rata-rata lulusan program sarjana terapan adalah 23 tahun 7 bulan 16 hari. Lulusan termuda adalah Aurelia Syifa Diva Khairunnisa dari program studi Perbankan Sekolah Vokasi. Aurelia menyelesaikan kuliah di usia 20 tahun 11 bulan 25 hari.
IPK rata-rata untuk lulusan program sarjana terapan periode ini adalah 3,70. IPK tertinggi diraih oleh Ida Kusumawati dari program studi Pengembangan Produk Agroindustri Sekolah Vokasi dengan IPK 3,99 sekaligus berpredikat pujian.
Dalam pidato sambutannya, Ova mengatakan untuk menghadapi tantangan masa depan, Indonesia telah menetapkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan. “Indonesia di masa depan harus memiliki sumber daya manusia unggul sekaligus menjadi pusat pendidikan serta peradaban, berdaya di bidang teknologi, hingga memiliki kemandirian yang berpengaruh di Asia Pasifik,” paparnya.
Menurut dia, cita-cita luhur ini perlu didukung dengan penguatan pembangunan sumber daya manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Harapannya Indonesia bisa keluar dari middle income trap sebelum tahun 2045 agar setara dengan negara berpendapatan tinggi. Di mana kemiskinan dan ketidaksetaraan menjadi bagian dari problem yang perlu diatasi bersama,” ungkapnya.
Pilihan Editor: Apa Saja Jalur Pendaftaran SMA di PPDB 2023? Simak Informasinya