Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Warga Vila Nusa Indah Tuntut Percepatan Normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas

Beberapa solusi normalisasi sungai Cileungsi dan Cikeas yang diminta warga berupa pelebaran sungai, penanggulan permanen, pengerukan sungai.

4 Mei 2025 | 13.43 WIB

Aksi damai  warga Vila Nusa Indah l, 2,3, dan 5, Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor, meminta percepatan normalisasi Sungai Cikeas dan Sungai Cileunsi, di Bogor, Jawa Barat, 4 Mei 2025. Mahanizar Johan
Perbesar
Aksi damai warga Vila Nusa Indah l, 2,3, dan 5, Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor, meminta percepatan normalisasi Sungai Cikeas dan Sungai Cileunsi, di Bogor, Jawa Barat, 4 Mei 2025. Mahanizar Johan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Vila Nusa Indah, Bojongkulur, Kabupaten Bogor, menggelar aksi pada Ahad, 4 Mei 2025. Ribuan warga meminta percepatan normalisasi dan pembangunan tanggul sungai Cileungsi dan Cikeas. Peserta aksi yang hadir berasal dari sekitar 28 rukun warga yang terdampak banjir pada 4 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu warga yang mengikuti aksi, Mahanizar Djohan, menjelaskan bahwa sungai Cileungsi dan Cikeas sudah mulai menyempit. Pembuatan tanggul dinilai menjadi mendesak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun sebetulnya usulan normalisasi sungai sudah ada sejak 2017. Kajian LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan), kata dia, sudah ada sejak 2023.

“Sementara menurut informasi kami, tahun ini baru penyiapan lahan, lalu tahun 2027 baru pelelangan, tahun 2028 baru mulai pembangunan,” ucap Mahanizar ketika dihubungi pada Ahad, 4 Mei 2025.

Mahanizar pun menyoroti pernyataan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengenai siklus banjir lima tahunan yang berpotensi berubah menjadi lebih cepat. “Besar kemungkinan jadi tiga tahunan, ke depannya mungkin tahunan,” tutur Mahanizar. 

Kondisi di Vila Nusa Indah, Bojongkulur, H+13 pascabanjir, Senin, 13 Januari 2020. Tempo/Adi Warsono

Melihat potensi banjir besar datang lebih cepat itu, ia mengaku khawatir apabila normalisasi sungai Cileungsi dan Cikeas baru dilaksanakan pada 2028. Apalagi, banjir di wilayahnya pada Maret lalu sudah mencapai empat meter. Menurut catatan warga yang terdampak, ketinggian banjir pada setiap siklus banjir semakin bertambah. Pada 21 April 2016, banjir tercatat setinggi dua meter. Kemudian pada 1 Januari 2020, banjir terjadi dengan ketinggian tiga meter.

Mereka pun meminta pemerintah, dalam hal ini Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Bogor Rudy Susmanto, untuk mempercepat normalisasi sungai. Beberapa solusi normalisasi sungai Cileungsi dan Cikeas yang diminta warga berupa pelebaran sungai, penanggulan permanen, pengerukan sungai, dan juga pembuatan sistem polder.

“Jadi kami melakukan aksi ini supaya dipercepat dan tahun 2027 sudah selesai pembangunan itu sebelum banjir tiga tahunan datang,” ucap Mahanizar.

Sebelumnya pada awal Maret lalu, sejumlah titik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, dilanda banjir. Salah satu penyebab banjir ketika itu ialah hujan lebat yang turun sejak Senin malam, 3 Maret 2025. Hujan deras itu menjadi pemicu meluapnya sungai Cikeas. Beberapa area yang terdampak cukup parah di antaranya Jakarta, Kabupaten Bogor, dan Kota Bekasi.

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus