Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Universitas Prasetiya Mulya Kembangkan AI Deteksi Kejahatan Uang hingga Pneumonia

Universitas Prasetiya Mulya mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk mendeteksi pneumonia dengan memanfaatkan data dokter.

8 April 2023 | 23.09 WIB

Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Perbesar
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Prasetiya Mulya sedang mengembangkan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dokter mendeteksi penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Ketua progam studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah, mengatakan sistem yang masih dalam tahap purwarupa ini dikembangkan dia bersama tim mahasiswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Didanai APNIC Foundation, lembaga internasional yang salah satu bidangnya adalah menaungi keamanan internet di Asia Pacific, proyek ini dikembangkan tim Prasetiya Mulya bersama mitra penelitian dari INSA Centre Val de Loire di Prancis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dalam sistem ini, kami memanfaatkan data-data yang dimiliki dokter. Nah, dokter mendapatkan data tersebut dari pasien," ujarnya dalam rilis pada Jumat, 7 April 2023.

Namun, karena data pasien, seperti rekam medis, merupakan informasi sensitif dan bersifat privat, maka dalam pengembangan sistem pendeteksi pneumonia ini, Agung dan timnya juga mengembangkan sistem pembelajaran mesin (machine learning) yang dapat menjamin agar data yang digunakan menjaga privasi dan anonymitas informasi pribadi pasien.

Pengembangan sistem machine learning lain yang telah dikembangkan Agung dan timnya dari Prancis tiga tahun yang lalu adalah sistem berbasis AI yang digunakan untuk mendeteksi kanker payudara.
 
“Kami merancang sistem yang dapat memilah dan mengelola repository data medis, agar informasi individual pasien yang bersifat privat tidak bisa diidentifikasi kembali siapa person-nya secara spesifik. Dengan sistem ini, kolaborasi dan pertukaran data antar rumah sakit bisa dilakukan dengan aman dan menjaga privacy pasien,” tambah Agung.

Sistem pendeteksi penyakit ini tengah dikembangkan melalui kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Jawa Tengah dan Yogyakarta. “Teknologi ini dirancang agar diagnosa pneumonia atau kanker bisa lebih cepat, akurat, dan murah sehingga membantu pengambilan keputusan para dokter menegakkan diagnosis pasien," ujarnya.

Selain itu, di lapangan beberapa dokter pemula juga merasa terbantu dengan adanya sistem ini, karena sering kali sistem berbasis AI mampu mendeteksi objek samar yang tidak begitu tampak oleh para dokter.

Kembangkan AI untuk Deteksi Kejahatan Finansial 

Tim pengembang AI Program Studi Computer Systems Engineering Prasetiya Mulya pun kini tengah meneliti kemungkinan penggunaan AI untuk mendeteksi kejahatan finansial. Tim yang dipimpin Agung ini tengah mengembangkan sistem agar lembaga keuangan seperti bank dapat saling berbagi data, namun keamanan informasinya tetap terproteksi dan terjamin.

“Sistem ini diharapkan bisa digunakan untuk mendeteksi kasus penipuan, fraud, sampai kejahatan pencucian uang," ujarnya.
 
Berbagai manfaat dan potensi AI untuk digunakan di berbagai bidang tersebut mendorong minat masyarakat untuk mempelajari sistem ini. Agung mengatakan Universitas Prasetiya Mulya, melalui rumpun keilmuan science, technology, engineering, and mathematics (STEM), menyadari hal ini dengan menyediakan bidang ilmu AI di jurusan S1 Program Studi Computer Systems Engineering sejak 2017.
 
“Belakangan minat mahasiswa kami untuk mendalami AI juga terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Agung. Ia memperkirakan, dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, para ahli AI akan semakin banyak dicari karena luasnya pemanfaatan teknologi tersebut dalam berbagai bidang.
 
Untuk mempersiapkan sarjana dengan bekal keilmuan mumpuni di bidang AI, program studi Computer Systems Engineering memberikan sejumlah mata kuliah terkait kecerdasan buatan. Di semester V, misalnya, seluruh mahasiswa program studi mendapatkan mata kuliah umum mengenai teknologi artificial intelligence ini.

“Kemudian, mahasiswa yang tertarik mendalami AI, bisa mengambil mata kuliah pilihan, seperti robotics, machine learning dan computer vision.”
 
Pilihan Editor: Turnitin Rilis Teknologi AI Deteksi Tulisan ChatGPT di Kalangan Siswa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus