Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Virus Corona Jadi Pandemi Global, Kemenkes Siapkan 15 Juta Masker

Kendati stok perlengkapan memadai, kata Yurianto, pekerjaan rumah paling penting adalah mengendalikan penularan corona lebih kencang.

13 Maret 2020 | 00.10 WIB

Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. Yuri menyatakan seorang WNA menjadi pasien Positif Virus Corona Covid-19 pertama yang meninggal di Indonesia. ANTARA/Sigid Kurniawan
Perbesar
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. Yuri menyatakan seorang WNA menjadi pasien Positif Virus Corona Covid-19 pertama yang meninggal di Indonesia. ANTARA/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melakukan sejumlah persiapan menyusul ditetapkannya virus corona menjadi pandemik global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Status tersebut ditetapkan setelah virus itu melanda setidaknya 114 negara dan membunuh lebih dari 4 ribu orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Juru bicara penanganan wabah virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, status ini tentu meningkatkan kewaspadaan seluruh dunia. "Banyak negara yang kemudian meninjau kembali bebas visa pada kunjungan antarnegara. Kami masih menunggu kebijakan Kemenlu seperti apa. Ini kan artinya dunia tidak lagi memberikan kemudahan pergerakan orang dari suatu negara ke negara lain," ujar Yurianto di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 12 Maret 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsekuensinya, kata Yuri, setiap negara bersiap dan menyiapkan segala sarana prasarana mengantisipasi meluasnya peredaran virus ini. Mulai dari mengamankan berbagai macam perangkat, stok masker, serta kebutuhan kit laboratorium pemeriksaan dalam jumlah yang dianggap cukup.

"Kemenkes memastikan sudah menyiapkan 10 ribu kit. Ini akan kami tambah lagi. Di beberapa BUMN, BUMD, kami punya kurang lebih 15 juta masker. Ini jumlah yang cukup untuk stok," ujar Yurianto.

Kendati stok perlengkapan memadai, kata Yurianto, pekerjaan rumah paling penting adalah mengendalikan penularan lebih kencang.

"Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah contact tracing, lebih kenceng dan lebih giat lagi, maka kami mulai mendapatkan laporan dari daerah-daerah tentang pasien dalam pengawasan yang semakin meningkat. Ini pintu bagi kami untuk mencari kasus positif yang bisa menjadi pegangan untuk mengendalikan kasus," ujar dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus