Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan akan menemui tokoh-tokoh alumni 212. Ini dilakukan untuk mengetahui tujuan rencana reuni aksi 212 yang akan dilakukan pada 2 Desember 2017.
"Saya belum tahu tujuannya apa, dan saya ingin ketemu dengan tokoh-tokoh yang menamakan alumnus 212," kata Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 29 November 2017.
Baca juga: Wiranto: Reuni Sekolah Lazim Dilakukan, Reuni Aksi 212 Tak Perlu
Alumni 212 berencana menggelar reuni aksi 212 pada 2 Desember 2017. Kegiatan ini untuk memperingati aksi 212 yang digelar pada tahun lalu. Saat itu jutaan massa umat Islam menggelar aksi bela Islam untuk menuntut proses hukum pada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Alasannya, Basuki dianggap menista Al-Qur'an terkait ucapannya tentang Surat Al-Maidah ayat 51.
Wiranto menganggap reuni 212 sebagai hal yang tidak perlu dilakukan. Pengerahan masyarakat dalam aksi tersebut dianggap akan mengganggu aktivitas masyarakat. Karena itu dia ingin menanyakan langsung tujuan aksi tersebut langsung pada tokoh-tokoh aksi 212.
Saat ditanyakan kapan pertemuan dengan tokoh-tokoh tersebut akan dilakukan, Wiranto menjawab singkat. "Orang saya baru ngomong sama sampeyan," kata Wiranto pada para wartawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Rizieq Syihab, Aa Gym, Mama Dedeh Dianggap Tokoh Populer oleh PNS
Wiranto berharap reuni 212 tidak dilakukan. Semua pihak diminta untuk fokus mengambil bagian menjaga suasana kondusif terus berlangsung. Apalagi, kata dia, dalam waktu dekat akan ada Pilkada di 171 daerah. Hajatan politik daerah itu disebutkan membutuhkan ketenangan dan suasana teduh agar masyarakat bisa memilih calon pemimpin yang terbaik.
Menurut Wiranto, aksi 212 pada 2016 adalah gerakan temporer yang terkait dengan Pilgub DKI Jakarta. Di sisi lain Pilgub DKI Jakarta telah selesai dan berhasil memilih Gubernur DKI yang baru. Karena itu, seharusnya gerakan yang bersifat temporer tersebut sudah selesai.
"Kalau ada gerakan yang bersifat temporer, situasional kemudian mengadakan reuni, dan alasannya juga saya belum tahu, maka sebenarnya pada situasi seperti saat ini, lebih baik kita menjaga kondisi kondusif," kata Wiranto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini