Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tindakan kepolisian dalam menangani Abu Bakar Ba’asyir mengundang kecaman. Setelah menetapkannya sebagai tersangka dalam berbagai peledakan bom dan upaya pembunuhan Presiden Megawati, pasukan cokelat itu langsung memboyong pemimpin Pondok Pesantern Al-Mukmin, Ngruki, Solo itu ke Jakarta pada Senin lalu. Padahal sang Ustad masih tergeletak sakit. Tak ayal, tindakan itu menyulut kemarahan santri Al-Mukmin dan bentrokan pun pecah di rumah sakit di Solo—tempat Ba’asyir diambil ”paksa”. Kepala Kepolisian RI Jenderal Da’i Bachtiar sudah minta maaf atas kekerasan ini, walaupun dia berpendapat bahwa polisi tidak menyalahi prosedur.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo