Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dusun Nangkernang di Sampang, Madura, kembali membara. Setelah konflik berdarah Syiah versus Sunni meletup dan membakar kompleks pesantren Ustad Tajul Muluk, Desember 2011, insiden yang sama berulang pada akhir Agustus lalu. Tak kurang dari 40 rumah dibakar dan seorang penganut Syiah dibunuh. Ratusan warga kini hidup di pengungsian. Setelah Ahmadiyah, GKI Yasmin, dan teror terhadap kaum minoritas lain, inilah bukti terbaru kegagalan negara melindungi keyakinan rakyatnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang berusaha bergerak cepat. Sejumlah menteri diperintahkan datang langsung ke Madura. Polisi menangkap sejumlah pelaku penyerbuan dan berjaga-jaga di lokasi pembakaran. Tapi nasi sudah jadi bubur. Seandainya saja kesigapan yang sama ditunjukkan sebelum kaum Syiah diburu, tentu tak perlu ada begitu banyak darah dan air mata yang mengalir. Mayoritas responden jajak pendapat di situs berita Tempo.co dan Yahoo! Indonesia sepanjang pekan lalu sepakat menuding pemerintah telah lalai melindungi warga Syiah di Sampang. Sebanyak 84,3 persen pembaca Tempo.co dan 65 persen pengakses situs Yahoo! berpendapat demikian. l |
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo