TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat valuta asing, Fahrial Anwar, mengatakan rencana redenominasi atau penyederhanaan mata uang belum tepat dilakukan pada 2014. Ia mengatakan pelaksanaan rencana menyerderhanakan mata uang dengan menghilangkan tiga angka nol di uang rupiah Indonesia oleh pemerintah masih belum jelas.
"Melihat kondisi ekonomi saat ini, rupiah yang masih terus melemah, redenominasi masih belum tepat dilakukan sekarang," kata Fahrial Anwar ketika dihubungi, Sabtu, 21 Juni 2014. Ia mengatakan redenominasi rupiah perlu dilakukan pada saat yang tepat. (Baca: Chatib: Waktu Redenominasi Belum Tepat)
Baca Juga:
"Karena dikhawatirkan persepsi masyarakat jadi negatif, apalagi bagi masyarakat yang tidak tahu tentang redenominasi," kata Fahrial.
Ia mengatakan informasi yang belum jelas dan sosialisasi yang masih belum dilakukan dikhawatirkan dapat membuat masyarakat salah memahami redenominasi.
Fahrial khawatir ada kesalahan persepsi masyarakat bahwa redenominasi akan memotong nilai mata uang atau biasa disebut sanering. Ia mengatakan ketidakpahaman masyarakat bisa berdampak kepanikan. (Baca: BI : Redenominasi Rupiah Butuh Kestabilan Ekonomi)
Pemerintah, kata dia, perlu memastikan tingkat pengetahuan masyarakat jika rencana redenominasi benar-benar akan dilaksanakan. Menurut Fahrial, informasi yang simpang-siur dapat memunculkan upaya pemanfaatan oleh pedagang di tengah masyarakat sehingga berdampak inflasi.
"Berisiko dimanfaatkan pedagang dan terjadi inflasi karena harga barang-barang dinaikkan pedagang," katanya. (Baca: Soal Redenominasi, DPR Tak Mau Terburu-buru)
MAYA NAWANGWULAN
Berita Lain
Goenawan Mohamad: Kita Takut Orde Baru Lahir Lagi
Kata Carrefour, Lebih Mudah Unilever Ketimbang UKM
Ulang Tahun, Jokowi Kebanjiran Ucapan di Twitter