Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kompleks Makam Pangeran Jayakarta (Achmad Jakerta) di Jalan Raya Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, ternyata menyimpan batu penggiling tebu dari abad 18. Terletak di sebelah pendopo makam pangeran dan diam di bawah pohon yang besar dan rindang, batu besar termasuk cagar budaya tersebut selama ini hanya dianggap pot biasa--termasuk oleh petugas kebersihan di lokasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tempo.co mendapati batu penggiling tebu itu saat mengikuti wisata religi yang diadakan oleh Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Timur, Sabtu 23 April 2022. Batu itu serupa dengan yang pernah dievakuasi petugas pemadam kebakaran di wilayah Jakarta Timur dua tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kesamaan diperkuat keterangan dari arkeolog senior, Chandrian Attahiyat. “Iya, benar,” katanya saat disodorkan foto-foto keduanya pada Senin 25 April 2022.
Chandrian menjelaskan bahwa umumnya penggilingan tebu berada dekat sungai. Kebetulan, keberadaan kompleks pemakaman yang sudah ada sejak 1640 itu memang di pinggir Kali Sunter. "Kemungkinan batu tersebut sudah digeser untuk kepentingan tempat duduk, berteduh,” katanya sambil menambahkan, "Di tempat aslinya batu tersebut harus ada 2 atau berpasangan."
Penemuan batu sejenis
Batu penggiling tebu pernah ditemukan terkubur sebagian di trotoar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur. Keberadaannya terungkap setelah Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan pemerintah kota setempat mendapat permintaan untuk mengevakuasinya pada akhir Oktober 2019.
Permintaan datang dari Dinas Kebudayaan dan evakuasi dilakukan bersama tim dari Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan. Mereka didukung satu unit derek atau crane untuk mengangkat batu yang berbobot kurang lebih 326 kilogram tersebut. Batu kemudian dibawa ke Balai Budaya Condet.
Alat penggiling tebu kuno ditemukan di tengah kota. Dok: Damkar
Batu penggilingan tebu, juga disebut batu kiser, merupakan alat pengolah tebu yang diperkirakan digunakan pada abad 17-18 Masehi. Batu penggilingan tebu menunjukkan Batavia atau Jakarta dulu kala adalah satu daerah penghasil gula, yang dijual sampai ke daratan Cina dan Jepang.
Itu berdasarkan temuan batu penggilingan tebu lainnya di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo; dan Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Di Penggilingan bahkan terdapat lima batu. Selain disimpan di Balai Budaya Condet, satu batu bekas penggiling tebu itu saat ini bisa ditemukan pula di Museum Sejarah Jakarta.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.