Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

BRIN Teliti Pengaruh Cahaya Malam Buatan terhadap Ekosistem Kebun Raya Bogor

Ada tiga penelitian yang sedang dikerjakan BRIN.

1 Januari 2022 | 17.10 WIB

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  melakukan penelitian terkait pengaruh cahaya malam buatan/artificial light at night (ALAN) terhadap keberlangsungan ekosistem di Kebun Raya Bogor (KRB). (BRIN)
Perbesar
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian terkait pengaruh cahaya malam buatan/artificial light at night (ALAN) terhadap keberlangsungan ekosistem di Kebun Raya Bogor (KRB). (BRIN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian terkait pengaruh cahaya malam buatan/artificial light at night (ALAN) terhadap keberlangsungan ekosistem di Kebun Raya Bogor (KRB). Ada tiga penelitian yang sedang dikerjakan BRIN dan ketiganya bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas yang dilakukan manusia terhadap tumbuhan atau hewan di KRB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Plt. Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi, Yan Rianto mengatakan, kegiatan kajian dan penelitian ini menjadi bagian penting untuk mendapatkan data yang valid terkait dampak yang diterima oleh tumbuhan dan hewan di KRB. Data ini nantinya akan dijadikan sebagai acuan nasional, khususnya bagi seluruh pengelola kebun raya di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami membutuhkan data empiris di lapangan, bukan cuma perkiraan melainkan data yang dihasilkan dari pengukuran atau pengamatan, observasi yang tepat, dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” tutur Yan dalam keterangannya, Sabtu, 1 Januari 2022.

Plt. Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, Iman Hidayat, mengatakan hasil kajian dari penelitian ini bisa dijadikan basis data untuk mengambil kebijakan pengelolaan kebun raya atau taman wisata di seluruh Indonesia, khususnya yang terkait dengan penggunaan cahaya di malam hari. Hal ini untuk mengurangi bahkan meniadakan kerusakan ekosistem karena pengaruh aktivitas manusia.

Plt. Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Sukma Surya Kusuma, mengatakan, hingga saat ini telah dilakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek penelitian. “Data pengamatan T0 (kondisi normal) sedang dalam tahap pengukuran menggunakan GcMS dan ion beam analisis, pengamatan visual dari kondisi T0 sampai saat ini belum ada perubahan secara visual pada daun yang diamati,” kata Sukma.

Salah satu penelitian yang dilakukan dan masih akan terus berjalan adalah Analisis Pengaruh Cahaya Malam Buatan (Artificial Light at Night/ALAN) pada Fungsi-Fungsi Ekofisiologi Beberapa Jenis Tumbuhan Tropis Kebun Raya Bogor. Penelitian ini dilatarbelakangi pada sebuah teori bahwa cahaya mempunyai peran penting terhadap proses fisiologi dan ekologi pada tumbuhan.

Peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Yayan Wahyu Candra Kusuma, mengatakan panjang gelombang cahaya yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis pada kisaran 400-700 nm. “Panjang gelombang yang terlalu lemah, dapat menyebabkan proses fotosintesis tidak dapat bekerja secara efisien, sehingga memunculkan gejala etiolasi,” kata Yayan. “Sedangkan kelebihan cahaya akan menyebabkan fotoinhibisi, menyebabkan kerusakan organ fotosintesis yang membuat tumbuhan kehilangan kapasitas untuk melakukan fotosintesis,” tambahnya.

Berdasarkan latar belakang itulah, penelitian pengaruh ALAN  terhadap fungsi ekofisiologi tumbuhan dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ALAN pada fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis,” jelas Yayan. “Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui pengaruh spektrum atau panjang gelombang ALAN terhadap fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis dan untuk mengetahui intensitas radiasi ALAN terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis,” sambungnya.

Penelitian lain adalah Pemodelan Spasial Dampak Cahaya Malam Buatan Terhadap Kesehatan Tumbuhan Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dan Pembelajaran Mesin (Studi Kasus Kebun Raya Bogor). Penelitian ini akan melengkapi hasil penelitian pertama dalam mengukur pengaruh aktivitas manusia terhadap ekosistem di Kebun Raya Bogor.

Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Didit Okta Pribadi, mengatakan terdapat beberapa tujuan penelitian ini, yakni mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan baik dari dalam maupun luar kawasan Kebun Raya Bogor, menganalisis dampak cahaya malam buatan terhadap kandungan klorofil dan nitrogen pada daun tumbuhan yang terpapar dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dampak cahaya malam buatan terhadap tumbuhan, dan membangun model spasial kerentanan tumbuhan terhadap cahaya malam buatan. Penelitian ini dilakukan mulai Desember 2021 dan diharapkan rampung pada Desember 2022.

Studi Pengaruh ALAN terhadap Komunitas dan Populasi Serangga di Lingkungan Kebun Raya Bogor juga dilakukan periset BRIN. Penelitian ini dilakukan mengingat kebun raya secara ekologi penting sebagai pusat konservasi tumbuhan dan hewan. Peneliti Pusat Riset Biologi, Encilia, mengatakan tujuan penelitian ini antara lain menganalisis keanekaragaman (komparasi) jenis dari serangga nokturnal di sekitar ALAN dan tanpa ALAN dan untuk pemantauan dinamika perubahan komposisi, keanekaragaman serangga hama (rayap), dan predator terhadap ALAN.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus